Peradaban yang Hidup dan Berkembang di Dalam Area Panas Bumi Kamojang

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 28 September 2018 | 09:52 WIB
Wisata Kawah Hujam, Kamojang, Jawa Barat. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Revitalisasi dilakukan karena danau ini sempat "hilang" beberapa tahun belakangan. Sebagian bahkan sudah berubah fungsi menjadi sawah. Hal ini pun berdampak pada merosotnya jumlah kunjungan wisatawan ke tempat yang pernah terkenal di Bandung dan Garut ini. Saat ini juga sedang dilakukan pembuatan Detail Engineering Design danau pangkalan oleh Pertamina dan Pemda Kabupaten Bandung.

Geliat Danau Pangkalan ini pun diharapkan mampu menjadi tanda atas berkembangnya wisata desa Laksana.

Baca Juga : Breaking News: Temuan Harta Karun Koin Cina Abad Ketujuh di Lasem

Sejalan dengan hal tersebut, masyarakat setempat mulai menata rumah mereka untuk difungsikan sebagai homestay. Sejauh ini tercatat sudah 10 rumah yang menyediakan 18 kamar khusus bagi wisatawan untuk bermalam.

Sudah siap dengan konsekuensi sampah

Peningkatan kegiatan wisata suatu daerah biasanya juga diikuti dengan beberapa hal yang dapat merusak tempat itu sendiri. Salah satunya adalah masalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.

Namun hal tersebut nampaknya tidak akan menjadi hal yang merugikan bagi masyarakat Kamojang, maupun lingkungan di sana—bahkan menjadi hal yang menguntungkan. Bukan tanpa sebab, mereka memiliki biodigester yang siap mengolah sampah organik menjadi energi.

Biodigester (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Biodigester ini tidak tampak menyeramkan, bahkan lebih mirip dengan tempat bermain anak karena dicat penuh warna.

Dari biodigester, menjuntai jaringan pipa menuju plastik penampung gas di atap teras. Dari penampung, gas disalurkan ke kompor. “Aman. Gas ditampung dulu agar apinya bisa besar," ucap Acep, warga yang juga berperan sebagai pegiat ecovillage.

Seakan sudah satu visi, masyarakat setempat bahkan rutin menyetor sampah mereka ke bank sampah. Ada 134 nasabah yang menyetor semua jenis sampah, terutama sampah anorganik, seperti plastik, aluminium, kertas, botol beling, dan sampah lainnya. Tidak hanya bebas dari sampah, masyarakat yang menjadi nasabah justru mendapatkan penghasilan tambahan dari sampah mereka.

Baca Juga : Tato di Tubuh Ötzi Si Manusia Es Ternyata Berasal dari Akupuntur