Belum Ada Teknologi Yang Dapat Menentukan Kapan Gempa Datang, Mengapa?

By Nesa Alicia, Kamis, 4 Oktober 2018 | 10:05 WIB
Gempa Bumi (Petrovich9)

Nationalgeographic.co.id - Indonesia memang rawan terhadap gempa, karena kita berada di Lingkaran Api Pasifik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ring of Fire

Rudy Suhendar, Kepala Bagian Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan akan terjadinya gempa bumi. Tidak hanya itu, besaran gempa pun juga belum bisa diprediksi secara tepat.

Lantas apa yang membuat kita belum mampu memprediksi kedatangan gempa? Hal ini disebabkan oleh sifat gempa yang datang secara tiba-tiba. Berbeda dengan tsunami yang dapat diprediksi dengan melihat ukuran gelombang laut.

"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," ungkao Rudy, melansir Kompas.com, Kamis (4/10/2018).

Baca Juga : 5 Gempa yang Mengakibatkan Tsunami Paling Mematikan Abad Ini

Rudy menambahkan, beberapa wilayah yang berpotensi mengalami gempa sudah dipasang alat pemantau guncangan. Dengan alat pemantau tersebut, pihak terkait dapat memantau pergerakan tanah.

Namun untuk saat ini, yang paling utama adalah bagaimana mengurangi risiko bencana. Sementara, badan geologi masih terus mengembangkan teknologi yang dapat mengantisipasi bencana sejak dini.

Menurut Rudy, yang bisa dilakukan sekarang ini adalah dengan mendelineasi sumber gempa bumi.

Selain itu, harus mengestimasi periode ulang gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi di Palu beberapa waktu lalu bukan pertama kalinya terjadi.

"Secara geologis kita di wilayah Palu ada namanya patahan sehingga saat terjadinya pergeseran patahan menyebabkan adanya energi yg mengguncangkan yang menyebabkan gempa dari kuat sampai sangat kuat di wilayah sekitarnya," ujarnya.

Baca Juga : Naegleria fowleri, Amoeba Pemakan Otak yang Bisa Menyebabkan Kematian

Hal lain yang harus dilakukan yaitu dengan menentukan parameter setiap sumber gempa bumi dan menghitung potensi maksimal gempa.