Naegleria fowleri, Amoeba Pemakan Otak yang Bisa Menyebabkan Kematian

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 3 Oktober 2018 | 15:34 WIB
Infeksi Naegleria fowleri, amoeba pemakan otak. (Smith Collection/Gado/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id – Seorang pria asal New Jersey ditemukan tewas setelah mendapat serangan dari amoeba ‘pemakan otak’ bernama Naegleria fowleri.

Pada 16 September, Fabrizio Stabile (29), mengeluh sakit di kepalanya. Setelah itu, kondisinya semakin memburuk. Ia mengalami gejala demam dan pembengkakan otak hingga akhirnya dinyatakan mati otak pada 21 September.

Meskipun langka, namun kasus terkait Naegleria fowleri ini bukanlah pertama kalinya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sejak 1962 hingga 2017, terdapat 143 kasus di AS.

Baca Juga : Operasi Plastik: Apa yang Menyebabkan Banyak Orang Ingin Melakukannya?

Infeksi amoeba tersebut biasanya berakhir dengan kematian. Dari 143 kasus yang berhasil didata, hanya empat pasien yang berhasil selamat.

Berikut empat hal yang perlu Anda ketahui tentang Naegleria fowleri, si amoeba pencabut nyawa:

Orang-orang biasanya terinfeksi dari danau air tawar dan sungai yang hangat

Amoeba ini sangat senang tinggal di air hangat, termasuk danau dan sungai. CDC mengatakan, Naegleria fowleri juga bisa ditemukan di kolam renang yang tidak diklorinasi dengan benar dan pada alat pemanas air. Organisme tersebut dapat hidup di suhu setinggi 46 derajat celsius atau lebih.  

Di AS, infeksi amoeba biasanya terjadi di perairan tawar di wilayah Selatan dan di musim panas.

Meski begitu, Naegleria fowleri tidak ditemukan di laut.

Menyerang otak setelah masuk dari hidung

Orang-orang tidak terinfeksi Naegleria fowleri dengan meminum air. Sebaliknya, infeksi akan terjadi ketika air yang mengandung amoeba ini masuk ke hidung, lalu naik ke otak.

Ketika sudah sampai di otak, amoeba akan merusak jaringan yang menghasilkan pembengkakan otak dan kematian.

Gejala awalnya meliputi sakit kepala, demam, kelelahan, muntah-muntah. Ini dapat terjadi satu hingga sembilan hari setelah infeksi.

Hanya sedikit yang berhasil selamat

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dari ratusan kasus, hanya sedikit orang yang bisa selamat. Menurut CDC, infeksi ini memiliki tingkat kematian hingga 97%.

Salah satu yang berhasil selamat dari Naegleria fowleri adalah gadis berusia 12 tahun di Arkansas.Ia mengalami infeksi amoeba tersebut pada 2013 lalu.

Dokter merawatnya dengan memberikan obat-obatan antijamur, termasuk obat percobaan bernama miltefosine yang awalnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit kanker payudara.  

Baca Juga : Berbahaya, Perjalanan ke Planet Mars Bisa Menyebabkan Kanker

Upaya mengurangi risiko infeksi

Para peneliti tidak tahu bagaimana caranya menyingkirkan Naegleria fowleri di danau, sungai dan sumber air tawar lainnya.

Oleh sebab itu, orang-orang yang ingin berenang di air tawar harus memastikan bahwa risiko infeksi di sana sangat rendah. Anda juga bisa menghindari air masuk ke hidung dengan memegang lubang hidung agar tertututp atau menjaga kepala tetap berada di atas air.