Black Dahlia, Kasus Pembunuhan dan Mutilasi yang Tidak Terpecahkan

By Gregorius Bhisma Adinaya, Senin, 8 Oktober 2018 | 18:28 WIB
Elizabeth Short ()

Nationalgeographic.co.id - Pernahkah Anda mendengar "Black Dahlia"? Bila pernah, mungkin sebagian besar dari Anda mengenalnya sebagai sebuah band beraliran death metal asal Michigan, Amerika, yakni The Black Dahlia Murder yang sudah beberapa kali bermain di Indonesia.

Namun sebenarnya Black Dahlia adalah penamaan sebuah kasus pembunuhan paling brutal di Amerika, yang hingga saat ini tidak terpecahkan. Bahkan oleh FBI sekalipun. Kasus ini lah yang kemudian menginspirasi band The Black Dahlia Murder sebagai nama mereka.

Ini adalah kasus pembunuhan seorang wanita muda bernama Elizabeth Short yang ditemukan tewas dalam keadaan telanjang, dan dimutilasi. Bahkan beberapa bagian tubuhnya seakan dijadikan "mainan" bagi pembunuhnya, seperti sobeknya ujung bibir hingga mendekati telinga. Mirip seperti tokoh Joker dalam film Batman.

Baca Juga : Julia Pastrana, 'Wanita Kera' yang Dieksploitasi Selama 153 Tahun

Elizabeth Short, saat itu berusia 22 tahun, sedang mencoba karier di Hollywood. Short dijuluki Black Dahlia—setelah kematiannya yang mengerikan—karena kegemarannya memakai pakaian hitam. Tidak hanya itu, penamaan ini juga merujuk pada film kriminal berjudul Blue Dahlia yang dirilis setahun sebelum kematiannya.

Short juga senang meletakan bunga dahlia di kepalanya sebagai aksesoris.

Kasus mengerikan ini berawal pada tanggal 15 Januari 1947, ketika seorang warga setempat dan anaknya sedang berjalan-jalan di Leimert Park, Los Angeles. Saat itu ia melihat sesosok wanita yang sempat dikira sebagai maneken tergeletak di sisi luar jalan.