Kisah Jamal Kashoggi, Jurnalis yang Dibunuh di Konsulat Arab Saudi

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 22 Oktober 2018 | 14:23 WIB
Jamal Khashoggi. (Getty Images)

Diperintahkan untuk diam

Saat Mohammed Bin Salman (MBS) mulai masuk ke dalam pemerintahan, Khashoggi sering mengomentari kebijakan-kebijakannya. Terutama ketika janji-janji reformasi yang digaungkan MBS ternyata berakhir dengn penangkapan dan penindasan aktivis.

Melalui tulisan-tulisannya, Khashoggi sering memperjuangkan kebebasan berbicara dan mengkritik MBS.

Karena keberaniannya itu, kehadiran Khashoggi dianggap sebagai ancaman bagi kerajaan Arab Saudi dan kondisinya semakin genting dari hari ke hari. Jurnalis ini kemudian memutuskan pindah ke Washington DC setelah mengungkapkan bahwa dirinya ‘diperintahkan untuk tutup mulut’.

Selama tinggal di AS, Khashoggi terlibat dalam berbagai aktivitas untuk memperjuangkan hak dan kebebasannya. Ia pun menjadi kontributor untuk rubrik opini di The Washington Post. Di sana, Khashoggi lebih vokal mengkritik MBS – menyamakannya dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pada 21 Mei, dalam kolomnya di The Washington Post, ia menulis: “Kami diharapkan untuk semangat menghargai reformasi sosial dan menimbun pujian pada putra mahkota sementara melupakan pionir Arab Saudi sebelumnya yang berusaha mengatasi masalah tersebut sejak beberapa dekade lalu.

“Kami diminta menanggalkan harapan tentang kebebasan berpolitik. Juga berdiam diri terhadap penangkapan dan penindasan yang tidak hanya berdampak pada para kritikus, tetapi juga keluarga mereka.”

Di kolom terakhirnya untuk The Washington Post, Khashoggi menekankan kurangnya kebebasan pers di dunia Arab. Ia mengatakan: “pemerintah Arab memiliki kebebasan untuk terus membungkam media dan jumlahnya semakin meningkat”.  

Hilang pada 2 Oktober

Pada 2 Oktober, Khashoggi terbang ke Istabul dan terlihat memasuki konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen terkait rencana pernikahannya dengan Hatice Cengiz. Namun, setelah itu, Khashoggi menghilang dan tidak pernah terlihat meninggalkan konsulat.

Pengumuman Arab Saudi tentang kematian Khashoggi pun memberikan gelombang kejut ke seluruh dunia.

Baca Juga : Faktor D, Karakteristik yang Dimiliki Orang-orang Berkepribadian Gelap

Melalui Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, mereka mengakui adanya tindakan kejahatan terhadap Khashoggi dan menyampaikan permintaan maaf ke keluarga jurnalis tersebut.

Meski begitu, otoritas Arab Saudi menyangkal bahwa putra mahkota Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Mereka juga menyatakan belum mengetahui rincian tentang bagaimana Khashoggi terbunuh atau di mana jasadnya berada sekarang.