Darah yang berada di baskom dibiarkannya hingga mengental sebelum di campurkan dengan tepung, gula, coklat, susu, telur, dan margarin untuk membuat kue. Hasil kuenya ia berikan kepada orang-orang dan sisanya dimakan oleh Giuseppe dan dirinya sendiri.
Menurut beberapa sumber, Cianciulli menerima uang dari Setti sebagai hasil bayaran untuk layanannya sekitar 30 ribu lira.
Korban kedua adalah Francesca Soavi, wanita paruh baya yang dijanjikan untuk mendapatkan prospek yang lebih baik daripada saat itu.
Cianciulli memberitahunya bahwa dia telah menemukan pekerjaan di salah satu sekolah khusus anak perempuan di Piacenza (saat ini Italia utara). Cianciulli juga meminta Soavi untuk menulis surat kepada temannya dan mengatakan untuk tidak memberitahukan kepergiannya kepada siapapun.
Soavi kemudian datang menemui Cianciulli untuk terakhir kalinya sebelum keberangkatannya. Sama seperti Setti, Cianciulli memberinya minuman anggur yang membuat Soavi pingsan. Setelah itu, ia dibunuh dengan kapak. Pembunuhan tersebut dikatakan terjadi pada 5 September 1940.
Virginia Cacioppo menjadi korban terakhir pembunuhan yang dilakukan Cianciulli. Cacioppo adalah mantan penyanyi soprano. Cianciulli memberitahunya tentang adanya lowongan pekerjaan di Florence sebagai sekretaris untuk seorang impresario.
Sama seperti yang dikatakan kepada dua wanita lainnya, Cacioppo diperintahkan untuk tidak memberi tahu kepada siapapun tentang kepergianya.
Pada 30 September 1940, Cacioppo datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Cianciulli. Cianciulli kemudian menjelaskan apa yang terjadi selanjutnya di mana ia menggunakan daging Cacioppo dan mengubahnya menjadi sabun.
Pembunuhan ini terungkap setelah saudara ipar Cacioppo curiga atas hilangnya Cacioppo secara tiba-tiba.
Dia kemudian melaporkan kepada pihak berwenang setelah mengetahui bahwa Cacioppo terakhir kali terlihat memasuki rumah Cianciulli. Cianciulli pun kemudian ditangkap.
Pada awalnya, ia bersikeras membantah telah membunuh siapa pun. Namun, setelah Giuseppe diduga terlibat dalam pembunuhan Cacioppo, ia akhirnya mengakuinya.
Baca Juga : Diskriminasi Tinggi, Albino di Afrika Selatan Hidup dalam Ketakutan
Pada tahun 1946, pengadilan menyatakan bahwa Cianciulli bersalah karena telah melakukan tiga pembunuhan dan dijatuhi hukuman 30 tahun.
Tidak hanya itu, Cianciulli juga diperintahkan untuk menghabiskan tiga tahunnya di rumah sakit jiwa.Pada 15 Oktober 1970, pada usia 76 tahun, Cianciulli meninggal di rumah tahanan wanita di Pozzuoli akibat menderita pitam otak dalam waktu yang lama.
Beberapa barang yang digunakannya saat membunuh seperti kapak dan baskom, ditampilkan di Museum Kriminologi di Roma.