Kadal terbesar di dunia ini memiliki racun yang tidak kalah berbahaya. Ketika komodo sudah menggigit mangsanya, racun tersebut akan bercampur dengan darah. Inilah mengapa racun komodo dapat melumpuhkan seseorang dan membuat pendarahan terus terjadi.
Meski mematikan, sifat antikoagulan dari racun dapat digunakan dalam penggunaan medis. Zat racun tersebut dapat mengobati strok, serangan jantung, emboli paru, dan semua yang berakar dari pembekuan darah.
Baca Juga : Tiga Ayam Hitam dan Ayam Kuning Bagi Si Tak Kasat Mata dalam Tradisi Kerinci
Menurut sebuah studi tahun 2008, lebih dari 1,2 juta orang disengat oleh kalajengking setiap tahunnya. Hal ini kemudian menyebabkan kematian sebanyak 3.250 orang.
Namun, kalajengking ternyata juga berperan penting dalam mengobati kanker. Kalajengking mengandung racun yang disebut Chlorotoxin, senyawa yang sedang dikembangkan untuk mendiagnosis kanker dan mengobati tumor.
Celurut
Racun biasanya tidak ditemukan pada hewan mamalia. Bahkan racun pada hewan celurut tidak cukup kuat untuk membunuh manusia. Ketika terkena racun celurut, seseorang hanya akan mengalami bengkak dan nyeri.
Meski tidak sama menakutkannya dengan hewan-hewan sebelumnya, tetapi racun celurut sedang diteliti dan dikembangkan untuk perawatan kanker.
Takacs mengatakan, hal ini memungkinkan, karena beberapa sel tumor mengekspresikan molekul yang strukturnya sangat mirip dengan target zat racun tersebut. "Dengan memanfaatkan kesamaan ini, maka masuk akal bila mengubah racun menjadi diagnostik untuk kanker," katanya.