Nationalgeographic.co.id - Pernahkah Anda merasa bahwa suhu di tempat Anda tinggal semakin meningkat? Walaupun harus diukur secara pasti untuk mengetahui peningkatan suhu tersebut, tetapi berbagai penelitian memang menunjukkan bahwa suhu di Bumi mengalami peningkatan.
Berbagai kota besar di Bumi pun diprediksi akan mengalami kenaikan suhu hingga 2 derajat Celcius pada tahun 2050. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change ini mengungkapkan bahwa perubahan lanskap kota menjadi penyebabnya. Area yang sebelumnya tertutup tumbuhan, kini sudah menghilang dan digantikan oleh beton-beton bangunan.
Baca Juga : Tradisi Berenang di Air Es, Cara Warga Eropa Menyambut Tahun Baru
Tidak hanya perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan ini, tetapi juga adanya fenomena daratan perkotaan yang memanas—disebut dengan fenomena pulau panas perkotaan. Kota-kota besar yang sebenarnya hanya 1 persen di dunia itu akan menghabiskan 78 persen energi dan dihuni separuh populasi.
Kesimpulan ini tidak didapat begitu saja. Tim ekonom dari Meksiko, Belanda, dan Inggris menganalisis 1.700 kota besar di dunia.
Selain semakin memanas, mereka juga mengungkap bahwa ongkos perubahan iklim dari kota besar dunia 2,6 kali lipat lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Setiap keberhasilan dalam mengatasi perubahan iklim bisa dimentahkan oleh fenomena pulau panas perkotaan yang tak terkontrol," ucap Richard Tol dari University of Sussex yang terlibat dalam studi tersebut.
Fenomena ini akan membawa berbagai dampak bagi masyarakat. Salah satunya adalah beban biaya yang membesar akibat pendingin udara, air bersih, dan pemeriksaan kesehatan.
Kerugian ekonomi terbesar dapat mencapai 10,9 persen PDB, dua kali lipat dari rata-rata kerugian global.
Untuk mengatasi hal ini, para peneliti kemudian membuat beberapa perencanaan. Trotoar sejuk dan atap hijau adalah dua hal yang menurut para peneliti sebagai cara yang menjanjikan. Tidak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa cara ini adalah kebijakan yang paling murah dan efisien untuk dilakukan.
Mengubah 20 persen atap kota dan setengah trotoar kota akan membawa dampak dalam penghematan sebesar 12 kali biaya pemasangan dan perawatan untuk energi dan hal lainnya.
Source | : | Kompas.com,Seeker |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR