Nationalgeographic.co.id - Apa yang ada di dalam benak Anda ketika melihat foto di atas? Sebagian orang akan mungkin mengernyitkan dahi sambil berpikir sesuatu yang di luar akan sehat, atau mistis. Apakah Anda salah satu dari mereka? Jika iya, penjelasan di bawah ini mungkin akan mengecewakan Anda.
Pepohonan aneh ini berada di Slope Point, ujung selatan Pulau Selatan, Selandia Baru. Walaupun tumbuh dengan arah yang aneh, sebenarnya spesies di daerah ini tidak terlalu berbeda dengan spesies lain di belahan Bumi lainnya.
Anda yang berpikir bahwa pohon di dalam foto ini seperti tertiup angin besar, Anda sudah setengah benar. Bila saat itu angin bertiup sangat kencang dan membuat cabang pohon hampir merebah, mengapa domba-domba di sisi kiri foto tidak terbawa angin?
Baca Juga : Kebakaran Hutan di Indonesia Pada 1997 Membuat Tubuh Anak-anak Lebih Pendek
Angin yang sering menyapu Slope Point hampir setiap hari membuat pohon tumbuh dalam kondisi yang miring. Lokasi Slope Point yang berada di 4.803 km dari Kutub Selatan dan 5.140 km di bawah khatulistiwa dinilai oleh para pakar sebagai penyebab embusan angin ini.
Lokasi Slope Point juga membuat angin Antartika dapat melakukan perjalanan penuh sejauh 3.218 kilometer tanpa terganggu, sebelum akhirnya menghantam Slope Point. Tidak mengherankan bila daerah ini kerap dihantam oleh angin kencang secara konstan.
Karena dorongan angin yang terjadi secara konstan ini, pohon-pohon yang ditanam oleh para petani untuk melindungi ternak mereka pun tumbuh miring. Secara visual, pemandangan di sana memang unik.
Slope Point sendiri hanya dihuni oleh kawanan domba dan gubuk-gubuk tidak terawat. Tidak ada rumah di daerah angin kencang tersebut.
Baca Juga : Serangga Raksasa yang Diduga Sudah Punah, Ditemukan di Maluku
Unik? Betul, tetapi Slope Point bukan lah satu-satunya tempat yang memiliki pemandangan unik tersebut. Crooked Forest di Polandia juga memiliki pemandangan yang sama. Hutan Polandia ini memiliki pohon yang miring hingga 90 derajat.
Berbeda dari seperti Slope Point, peneliti berpikir bahwa pepohonan di Crooked Forest sebenarnya dibentuk oleh manusia pada sekitar tahun 1930-an. Lantas, mengapa seseorang mau menghabiskan banyak waktu membentuk pohon? Sampai saat ini masih menjadi misteri.
Peneliti BRIN dan Inggris Berkolaborasi Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR