Sistem penanggalan yang sudah diperbaiki ini, dengan bulan Februari yang berjumlah 29 hari pun diberi nama tahun kabisat.
Kembali berubah pada masa Kaisar Gregorius
Astronom kaisar Gregorius menemukan bahwa equinox mengalami pergeseran jauh, dari awalnya pada tanggal 21 Desember menjadi tanggal 10 Maret. Kaisar pun meminta untuk mengembalikan equinox pada tangal 21 Desember.
Pergeseran itu terjadi karena penambahan hari pada bulan Februari berlebihan. Dalam kalender Julius, satu tahun dihitung 365,25 hari. Hal ini kemudian dinilai tidak cukup akurat karena satu tahun yang sebenarnya dihitung sebagai 365,242 hari.
Baca Juga : Meski Menakutkan, Film Horor Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Tubuh
Kalender Julius ternyata terpaut 0,058 hari lebih panjang. Selisih itu yang kemudian terakumulasi selama ribuan tahun hingga menggeser waktu equinox.
Untuk mengatasi hal itu, kriteria tahun kabisat pun diubah. "Dalam kalender Gregorian, kriteria tahun kabisat bukan hanya empat tahun sekali," kata Thomas. Untuk tahun pergantian abad, seperti 1700, 1800, 1900, dan 2000, ada tambahan kriteria. Bilangan tahun tersebut harus habis dibagi 400. Sehingga, tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat. Tahun 1600 dan 2000 adalah tahun kabisat.
"Penyesuaian itu untuk menghapus kelebihan 0,058 yang terjadi setiap tahun," tambah Thomas.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR