Nationalgeographic.co.id - Saat membeli air minum dalam kemasan botol, harga yang harus kita bayar meliputi botol plastik. Manufaktur, pengisian, pelabelan, pengiriman, penyimpanan hingga pembuangan, membuat botol plastik amatlah mahal. Di samping itu, ada banyak dampak negatif botol plastik yang merugikan lingkungan.
Simak beberapa alasan mengapa kita harus mengurangi pembelian air minum dalam kemasan botol plastik.
Membuang racun ke lingkungan
Kebanyakan botol plastik terbuat dari plastik polietilena tereftalat (PET) yang diproduksi dari minyak mentah. Tidak hanya ekstraksi minyak bumi yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca dan merusak habitat, tapi produksi plastik juga membuang racun ke dalam lingkungan.
Perlu sumber daya yang besar
Botol juga bisa dibuat dari plastik organik, yang diproduksi dari materi nabati seperti jagung atau tebu. Plastik organik dapat terbiodegradasi dan dibuang ke kompos setelah dipakai, tapi ini bukan berarti bioplastik ramah lingkungan.
Produksi bioplastik perlu sumber daya alam yang besar seperti air, dan lahan pertanian yang bisa digunakan untuk menanam tumbuhan pangan.
Masalah transportasi
Transportasi botol air minum juga memerlukan banyak sumber daya. Satu dari empat botol air minum setidaknya melewati satu perbatasan negara dengan kapal, kereta atau truk sebelum dikonsumsi. Semua pengiriman tersebut mengeluarkan karbondioksida yang menyebabkan perubahan iklim.
Penurunan permukaan air tanah
Di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi pabrik air minum kemasan, ekstraksi air yang terkonsentrasi dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah. Ini nantinya dapat membuat warga setempat kekurangan suplai air.
Setiap tahunnya, hampir tiga juta ton sampah plastik di seluruh dunia berasal dari botol air minum kemasan sekali pakai.
Menurut perkiraan, ada sekitar 60 juta botol plastik yang berhasil didaur ulang di Eropa. Namun, jumlah ini separuh dari botol yang telah digunakan. Sisanya? Berakhir menjadi sampah, dibuang ke tempat pembuangan sampah dan perairan–di mana itu butuh ratusan tahun untuk terurai.
Sampah plastik di lautan adalah masalah lingkungan besar. Ia mengotori air dan mengancam kehidupan satwa laut serta burung-burung di sana.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR