Nationalgeographic.co.id - Cina kembali unjuk gigi. Di tengah ketegangan hubungan diplomatik lewat perang dagang dengan Amerika Serikat, Cina mengintensifkan komunikasi pada Rusia.
Komunikasi geopolitik itu ditandai dengan kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Rusia, yang diterima dengan hangat oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam kunjungan itu, Presiden Cina Xi Jinping dilaporkan memberikan hadiah berupa dua ekor panda kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Moskwa.
Baca Juga: Langka, Panda Albino dengan Semua Bulu Berwarna Putih Ditemukan di Tiongkok
Dilaporkan Reuters via Channel News Asia Kamis (6/6/2019), dua ekor panda itu disebut Putin merupakan gestur kepercayaan yang dalam dan rasa hormat dua negara.
Dua panda itu, Ru Yi dan Ding Ding, seperti dilansir oleh Kompas.com, diperkenalkan setelah Xi menginjakkan kaki di Moskwa dan memuji Putin sebagai "sahabat karib" dalam konterensi pers. Panda yang terlihat tengah mengunyah bambu ketika Xi dan Putin tiba di Kebun Binatang Moskwa bakal hidup di penangkaran khusus, dan dipinjamkan selama 15 tahun sebagai bagian proyek penelitian bersama.
Baca Juga: Tiongkok Bangun 'Ibu Kota Panda' yang Lebih Luas dari Disneyland
Kunjungan Xi yang nantinya bakal berdurasi selama tiga hari terjadi setelah Cina dan Rusia mengalami kerenggangan hubungan dengan negara-negara Barat. Rusia misalnya. Mereka menerima sanksi setelah keterlibatan dalam konflik Ukraina 2014. Adapun Cina saat ini terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
"Dalam enam tahun terakhir, kami sudah bertemu setidaknya 30 kali. Rusia adalah negara yang sering saya kunjungi. Presiden Putin adalah kolega sekaligus sahabat karib saya" terang Xi. Berdiri di samping Xi setelah konferensi pers, Putin mengucapkan terima kasih kepada Cina karena memercayakan panda mereka kepada Negeri "Beruang Merah".
Baca Juga: Menelusuri Jejak Keluarga Panda dari Fosil Berusia 22 Ribu Tahun
"Ketika kami membahas panda, kami selalu mengakhirinya dengan senyum lebar. Kami menerima hadiah ini dengan rasa hormat tinggi dan terima kasih," terangnya.
Presiden berusia 66 tahun itu mengatakan panda merupakan simbol nasional Cina. Sehingga mereka sangat menghargai hadiah itu sebagai lambang persahabatan
Panda itu sebenarnya sudah datang ke Rusia pada akhir April. Namun baru diperkenalkan kepada publik dalam sebuah upacara resmi pada Rabu kemarin.
Baca Juga: 12 Ekor Panda di China Kehilangan Lingkaran Hitam Pada Matanya
Tak ada yang akan meragukan kelucuan seekor panda. Oleh karena itu, tidak heran bila berbagai negara berlomba-lomba mendapatkan pengetahuan dan kehormatan untuk mengembangbiakkan hewan yang terancam punah ini di luar habitatnya atau eksitu.
Hingga kini, terdapat 16 negara yang mendapatkan izin dari pemerintah Cina untuk memelajari konservasi panda. Indonesia menjadi negara terakhir yang kedatangan dua panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina). Kedua pasangan panda itu tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (28/9/2017).
Mengenai keimutan panda, penulis Smithsonian.com Abigail Tucker mengatakan, para ilmuwan saraf menduga bahwa ketertarikan manusia terhadap panda terletak pada anatomi tubuh mamalia besar itu.
Pipinya yang tembam dan gaya berjalannya yang unik karena kakinya yang pendek, dapat merangsang sirkuit otak manusia. Khususnya, bagian otak yang bekerja saat terjadi interaksi dengan bayi.
Bayi memiliki mata yang seolah terlihat lebih besar dari manusia dewasa. Hal itu juga terjadi pada panda. Dengan tanda hitam yang melingkar, mata panda tampak lebih besar hingga sepuluh kali lipat. Padahal, “masker wajah” tersebut berfungsi untuk mengusir predator.
Panda juga menjadi satu-satunya hewan yang punya jempol semu. Tulang pergelangan tangannya yang fleksibel memungkinkan pemakan bambu ini memanipulasi objek. Ia juga mampu berdiri dengan kaki belakang dan suka bermain di salju sehingga tampak semakin lucu.
Namun, persebaran panda ke berbagai belahan dunia tak melulu soal konservasi. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Oxford pada Environmental Practice menyebutkan bahwa ada peran diplomasi politik Duta Besar Cina ke negara tujuannya.
"Apa yang dilihat negara lain adalah makhluk imut dan suka diemong ini, tapi ada banyak hal yang terjadi di balik layar," kata Kathleen Buckingham, penulis utama penelitian tersebut.
"Dari perspektif China, berbagi pemeliharaan hewan berharga semacam itu memperkuat ikatan yang dimiliki China dengan 'lingkaran dalam' berbagai negara," ujarnya.
Dalam makalahnya, Buckingham menjelaskan, panda menjadi pembuka hubungan China dengan negara lain. Sebagai contoh adalah ketika Mao Zedong memberikan panda kepada Uni Soviet pada 1965. Hadiah serupa juga diberikan kepada Amerika Serikat pada tahum 1972.
Hingga pada tahun 1984, China mulai menerapkan tarif bagi negara yang mau merawat panda. Per bulan, negara yang telah menyatakan kesiapannya harus membayar 50.000 dolar Amerika. Biaya ini kini meroket menjadi 500.000 dolar Amerika (sekitar 6,7 miliar) per tahun.
Menurut Buckingham dan koleganya, terkadang penawaran sewa panda beriringan dengan suatu bisnis tertentu.
Pada 2013, Skotlandia setuju untuk menjual kepada China berbagai macam barang, termasuk Land Rover dan daging salmon, yang bernilai miliaran dollar. Sementara negosiasi sedang berlangsung, Kebun Binatang Edinburgh kebetulan berhasil membantu kelahiran dua panda.
Penyebaran panda ke negara lain juga tidak terlepas dari gempa bumi yang melanda Sichuan, habitat asli panda. China menyewakan lebih banyak panda untuk mendapatkan rumah sementara bagi hewan endemiknya.
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR