Panda juga menjadi satu-satunya hewan yang punya jempol semu. Tulang pergelangan tangannya yang fleksibel memungkinkan pemakan bambu ini memanipulasi objek. Ia juga mampu berdiri dengan kaki belakang dan suka bermain di salju sehingga tampak semakin lucu.
Namun, persebaran panda ke berbagai belahan dunia tak melulu soal konservasi. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Oxford pada Environmental Practice menyebutkan bahwa ada peran diplomasi politik Duta Besar Cina ke negara tujuannya.
"Apa yang dilihat negara lain adalah makhluk imut dan suka diemong ini, tapi ada banyak hal yang terjadi di balik layar," kata Kathleen Buckingham, penulis utama penelitian tersebut.
"Dari perspektif China, berbagi pemeliharaan hewan berharga semacam itu memperkuat ikatan yang dimiliki China dengan 'lingkaran dalam' berbagai negara," ujarnya.
Dalam makalahnya, Buckingham menjelaskan, panda menjadi pembuka hubungan China dengan negara lain. Sebagai contoh adalah ketika Mao Zedong memberikan panda kepada Uni Soviet pada 1965. Hadiah serupa juga diberikan kepada Amerika Serikat pada tahum 1972.
Hingga pada tahun 1984, China mulai menerapkan tarif bagi negara yang mau merawat panda. Per bulan, negara yang telah menyatakan kesiapannya harus membayar 50.000 dolar Amerika. Biaya ini kini meroket menjadi 500.000 dolar Amerika (sekitar 6,7 miliar) per tahun.
Menurut Buckingham dan koleganya, terkadang penawaran sewa panda beriringan dengan suatu bisnis tertentu.
Pada 2013, Skotlandia setuju untuk menjual kepada China berbagai macam barang, termasuk Land Rover dan daging salmon, yang bernilai miliaran dollar. Sementara negosiasi sedang berlangsung, Kebun Binatang Edinburgh kebetulan berhasil membantu kelahiran dua panda.
Penyebaran panda ke negara lain juga tidak terlepas dari gempa bumi yang melanda Sichuan, habitat asli panda. China menyewakan lebih banyak panda untuk mendapatkan rumah sementara bagi hewan endemiknya.
Penulis | : | Lutfi Fauziah |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR