Nationalgeographic.co.id – Suku yang bermukim di pulau kecil ini telah dikenal sebagai komunitas yang paling berbahaya di dunia. Pulau kecil ini pun amat sulit untuk dikunjungi oleh kaum pendatang.
Apabila kita buka peta digital, pulau kecil ini rupanya berada di wilayah Samudra Hindia, yang kalau diteliti lagi ternyata tak berada jauh dari ujung barat laut Indonesia, yaitu Pulau Sabang, Aceh.
Pulau ini berada di Teluk Benggala, India. Pulau ini termasuk dalam gugusan Kepulauan Andaman yang merupakan wilayah India.
Baca Juga: Berselimut Misteri, Kisah Warga Suku dari Pedalaman Halmahera dengan Bola Mata Berwarna Biru
Namanya, Pulau Sentinel Utara, pulau yang disebut paling sulit dikunjungi di dunia.
Selama 60.000 tahun lamanya, penduduk asli pulau itu tak berinteraksi dengan dunia luar, hidup dengan caranya sendiri.
Penduduk asli Pulau Andaman sendiri menghindari perairan Pulau Sentinel Utara, mereka tahu bahwa Suku Sentinel menolak keras kontak dengan manusia luar.
Tercatat, pada 2006 lalu orang-orang Sentinel telah membunuh dua orang yang kedapatan berada di wilayah mereka.
Dua orang ini adalah nelayan India, Raj dan Pandit Tiwari yang tergoda untuk mencari kepiting lumpur di pulau tersebut.
Baca Juga: Trofi yang Dibuat dari Tengkorak Manusia Ini Ungkap Kekejaman Suku Maya
Meski mereka sebelumnya telah mendengar betapa 'kerasnya' orang-orang Sentinel, dan tahu jika hukum di India melarang untuk pergi ke sana, mereka tetap nekat pergi.
Malam itu, jangkar darurat mereka tidak berfungsi di perahu nelayan kecil mereka – mendorong mereka mendekat ke pantai terlarang itu.
Dalam sekejap, suku Sentinel menyerang dan menewaskan mereka.
Orang-orang Sentinel bahkan tak membiarkan petugas mengambil tubuh dua orang ini dan terus memanah helikopter yang mereka gunakan.
Akhirnya, suku Sentinel dibiarkan untuk hidup sendiri sekali lagi.
Baca Juga: Tradisi Suku Bugis, Dua Pemuda Selesaikan Masalah dengan Badik dan Dikurung dalam Satu Sarung
Selama 12 tahun terakhir, suku tersebut tetap tidak terjamah. Hasilnya, tidak banyak informasi yang dapat diketahui dari suku ini.
Bahkan untuk menentukan berapa populasi mereka saja sulit, para ahli hanya mengira-ngira jumlah mereka mulai dari 15 hingga 500 orang.
Seolah-olah, bumi tahu bahwa suku ini tidak ingin diganggu, kondisi alam di sana mendukung untuk itu.
Selain letaknya yang terpencil, pulau ini tidak memiliki pelabuhan alami, dikelilingi karang-karang yang tajam, dan hampir seluruh pulau tertutup hutan lebat.
Ini tentu membuat perjalanan ke pualu tersebut sulit, terlepas dari keberadaan suku Sentinel.
Para ahli juga tak yakin bagaimana suku ini bertahan hidup selama bertahun-tahun dalam keterasingan, terutama pasca bencana tsunami yang juga melanda Aceh tahun 2004 lalu.
Baca Juga: Di Pulau Papua, Suku Huli yang Gemar Berperang Merias Tubuh untuk Berikan Pesan Mengerikan Ini
Upaya kontak dengan suku Sentinel telah dilakukan pada tahun 1974, 1981, 1990, 2004, dan 2006, oleh National Geographic dan pemerintah India, juga pasukan angkatan laut India.
Tetapi, mereka disambut dengan tirai panah yang tak henti-hentinya dilesakkan orang-orang Sentinel.
Lalu, semenjak kematian upaya kontak setelah tewasnya dua orang nelayan India, hingga kini belum ada lagi upaya untuk mendekati mereka belum lagi dilakukan.
Secara administrasi memang, Pulau Sentinel Utara adalah bagian dari Kepulauan Andaman, India. Tetapi dalam praktiknya, pulau ini telah membentuk planetnya sendiri.
(Aulia Dian Permata)
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Wikimedia Commons |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR