Sebuah studi dari Nature Communications pada 2017 menyebutkan bahwa sistem sungai di Indonesia ini menyumbangkan sekitar 200 ribu ton plastik per tahun ke lautan.
Plastik di laut telah menjadi perhatian utama karena mengakibatkan pencemaran serta berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan inisiasi untuk memerangi sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Dalam mendukung pencapaian target pengurangan sampah laut ini, Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional yang meliputi strategi-strategi perubahan kebiasaan, Pengurangan Buangan Berbasis Lahan, Pengurangan Buangan Berbasis Laut/Pantai, Peningkatan Penegakan Hukum dan Riset Teknologi.
Salah satu lembaga penelitian Sustainable Waste Indonesia (SWI) melakukan uji penerapan teknologi baru intersepsi limbah sungai di Indonesia meliputi pengukuran efektivitas perangkat River Clean Up (RCS), dan memahami karakteristik limbah yang dihasilkan oleh penyebaran perangkat itu.
Baca Juga: Langkah #BijakBerplastik, Aksi Peduli Lingkungan dengan Beragam Kegiatan Menarik
Kegiatan itu merupakan bagian dari proyek penelitian bersama pengembangan teknologi inovatif untuk mengumpulkan sampah plastik di sungai dan muara (River Interception Research) Cengkareng di wilayah Jakarta.
Program riset ini merupakan kolaborasi multi pihak Indonesia – Belanda serta lembaga penelitian lokal dan mitra lainnya. Penandatanganan dimulainya kerja sama telah dilakukan pada April 2018 oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator BidangKemaritiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (Kemen-PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan Danone-AQUA.
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR