Nationalgeographic.co.id - Kabar mengenai temuan baru obat kanker dari tanaman, seperti berita mengenai penemuan khasiat batang bajakah atau khasiat rebusan pucuk daun sirsak sebagai obat kanker selalu menjadi perhatian masyarakat dan media karena penyakit ini menyebabkan kematian di Indonesia lebih dari 200 ribu jiwa per tahun. Biaya pengobatan penyakit tidak menular ini sungguh mahal, tapi peluang sembuhnya kecil.
Walau tanaman tertentu bisa dipakai sebagai bahan obat, bahan tersebut harus melalui rangkaian penelitian yang intensif dan panjang. Setelah dianggap aman dan manfaatnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah , baru bahan tersebut bisa diproduksi dan dipasarkan sebagai obat secara komersial.
Untuk memahami lebih jauh, tulisan ini akan menjelaskan tentang kanker, sebuah penyakit yang dipicu mayoritas oleh gaya hidup dan pengaruh lingkungan tak sehat.
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
Sel merupakan bagian terkecil dari tubuh. Seluruh bagian tubuh kita secara individual terdiri dari setidaknya 37 triliun sel.
Setiap sel merupakan “tubuh” sendiri. Mereka bisa menghasilkan energi, mengatur ‘rumah'nya sendiri, membuang sampah, mempertahankan diri, membelah diri, dan kalau rusak atau sudah tua mereka bunuh diri.
Pada awalnya, pada saat baru terjadi pembuahan di kandungan ibu, sel dapat tumbuh menjadi sel apa saja. Sel-sel bisa menjadi sel kulit, sel saraf, sel otot, sel tulang dan bagian tubuh lainnya.
Setelah mendapat tugas menjadi sel tertentu, sel akan mempunyai ingatan. Sel tersebut akan membelah diri. Hasil pembelahan ini akan menghasilkan sel dengan tugas yang sama. Instruksi yang kompleks dari otak mengatur pembelahan sel sehingga tidak berlebihan dan sesuai dengan tugasnya. Contohnya, sel yang bertugas menjadi sel darah, akan membelah diri menjadi sel-sel darah lagi. Pembelahan dirinya diatur sesuai kebutuhan. Tak lebih.
Sel darah merah, misalnya, karena tugasnya hanya transportasi, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, tantangannya tidak besar, maka kerusakannya juga dapat diprediksi. Kira-kira sel tersebut dalam 3-4 bulan akan rusak, sehingga kecepatan pembelahan diri bakal sel darah merah diatur untuk menggantikan sel yang rusak secara kontinu.
Sel darah putih bertugas menjaga tubuh dari serangan benda asing. Pada saat tidak ada “musuh”, seperti misalnya bakteri atau virus, maka bakal sel darah putih membelah diri dengan lambat. Begitu datang musuh, produksinya meningkat cepat, karena harus membunuh musuh dengan segera.
Sekali-sekali, hasil pembelahan diri sel mengalami masalah, tidak sesuai dengan kebutuhan. Pada keadaaan ini sel melakukan “quality control” sendiri, sel akan mengenali jika hasil pembelahan sel tidak sesuai dengan pola dasarnya. Kalau tidak sesuai, maka sel rusak itu harus dibuang, dimatikan sendiri. Sel-sel rusak ini bunuh diri sendiri.
Setiap saat ada saja kejadian salah produksi dalam tubuh kita, tapi kita tidak pernah menyadarinya, karena tubuh punya program yang berjalan secara otomatis.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR