Kelompok Pemuda Hitler sangat menguntungkan Nazi. Tidak hanya memungkinkan mereka untuk mendoktrin para pemuda Jerman, tapi juga membuat anak-anak lepas dari pengaruh orangtua yang melawan rezim Nazi.
Partai Nazi tahu bahwa ada beberapa keluarga yang tidak terpengaruh kekuasaan politik – dan itu bisa menjadi penghalang tujuan mereka. Organisasi Pemuda Hitler merupakan salah satu cara untuk ‘menyelundupkan’ ideologi Hitler ke unit-unit keluarga tersebut.
Meskipun Pramuka telah dilarang, namun ada beberapa aktivitas dan tradisi gerakan yang dilestarikan Pemuda Hitler.
Mereka melakukan kegiatan khas Pramuka seperti berkemah, bernyanyi, membuat kerajinan tangan dan mendaki gunung. Para anggota pergi ke kemah musim panas, mengenakan seragam, membacakan sumpah, dan bercerita saat malam api unggun.
Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan yang dilakukan berubah. Kelompok anak-anak laki lebih seperti anggota ‘mini’ militer. Nazi memberlakukan perintah militer pada anggota Pemuda Hitler dan melatih mereka cara menggunakan senjata serta bertahan hidup.
Pada 1945, saat perang semakin panas, pemimpin Nazi mulai merekrut lebih banyak anak-anak dan umurnya pun semakin muda.
Bahkan, Nazi mengeluarkan mereka dari sekolah dan mengirimnya ke garda terdepan peperangan. Anak-anak tanpa pengalaman tersebut disiapkan untuk misi bunuh diri.
Ada dosis propaganda yang sangat besar dalam Pemuda Hitler – membuat para anggota sangat mengabdi kepada Hitler. Anak-anak yang terus dicekoki ideologi Nazi akhirnya menjadi prajurit yang patuh dan fanatik
Baca Juga: Carl Alfred Bock, Misi Penjelajahan Etnografi dan Sejarah Alam di Kalimantan
Alfons Heck, mantan anggota Pemuda Hitler mengatakan, ia sangat tergila-gila pada organisasi tersebut. Ia tak sabar berbaris, bernyanyi, dan menghadiri rapat bersama mereka.
“Saya adalah milik Adolf Hitler, jiwa dan raga,” ujar Heck kepada Boston Globe pada 1980. Perlu waktu bertahun-tahun bagi Heck untuk lepas dari indoktrinasi Hitler bahkan setelah Perang Dunia II berakhir.
Setelah perang, Pemuda Hitler dibubarkan. Hingga kini, organisasi tersebut dianggap sebagai salah satu gambaran Nazi yang paling dingin – membuktikan bahwa negara totaliter dapat menggunakan anak-anak untuk melanjutkan ideologi yang penuh kebencian.
Source | : | Erin Blakemore/History |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR