Namun, karena sebelumnya sempat mengalami penundaan, para penumpang sudah mengetahui apa yang terjadi di New York dan Washington dari telepon seluler dan pengeras suara.
Sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi tidak kembali ke bandara seperti yang dijanjikan teroris, sekelompok penumpang dan pramugari pun merencanakan sebuah pemberontakan.
Salah satu penumpang, Thomas Burnett Jr, mengatakan kepada istrinya melalui telepon: “Saya tahu bahwa kami semua akan mati. Namun, ada tiga orang di antara kami yang akan melakukan sesuatu. Saya mencintaimu, Sayang.”
Penumpang lain, bernama Todd Beamer, juga terdengar mengatakan: “Apakah kalian siap? Mari laksanakan!”
Sandy Bradshaw, seorang pramugari, menghubungi suaminya dan menjelaskan bahwa ia sudah menyelinap ke dapur dan sedang mengisi teko dengan air mendidih. Pesan terakhirnya ke sang suami, berbunyi: “Semua orang sudah berlari ke kelas utama. Aku harus pergi. Sampai jumpa.”
Baca Juga: Kisah Cinta Rahasia Perawat Militer Amerika dengan Tahanan Perang Nazi
Para penumpang mencoba melawan empat pembajak pesawat dan menyerang kokpit dengan tabung pemadam kebakaran. Pesawat kemudian terbalik dan melaju ke tanah dengan kecepatan 500 mil per jam–menabrak pedesaan di Pennsylvania Barat pada pukul 10.10 pagi. Sekitar 44 orang yang berada di dalam pesawat tewas dalam peristiwa tersebut.
Tujuan utama teroris di Flight 93 tidak diketahui. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa target utama mereka kemungkinan adalah White House, Camp David di Maryland, atau salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang pesisir Timur.
Jumlah korban
Sebanyak 2.996 orang terbunuh pada serangan 9/11, termasuk 19 teroris yang membajak empat pesawat.
Di WTC, 2.763 orang tewas setelah dua pesawat menabrak menara kembar. Jumlah ini meliputi 343 pemadam kebakaran dan paramedic, 23 polisi, dan 37 petugas yang sedang berusaha mengevakuasi para karyawan di lantai yang lebih tinggi.
Di Pentagon, 189 orang meninggal, termasuk 64 yang berada di American Airlines Flight 77.
Pada Flight 93 yang jatuh di Pennsylvania, 44 orang tewas.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR