Nationalgeographic.co.id – Danau Mono yang terletak di California merupakan wilayah dengan kadar garam tinggi. Tidak ada banyak kehidupan di sana. Hanya udang air asin dan lalat selam yang bisa hidup di wilayah yang sangat asin tersebut.
Baru-baru ini, para peneliti dari California Institute of Technology menemukan delapan spesies cacing mikroskopis yang tumbuh subur di dalam dan sekitar danau. Salah satunya merupakan jenis baru dan memiliki keunikan, yaitu Auanema sp.
Auanemia sp memiliki tiga jenis kelamin yang berbeda. Biasanya nematoda memiliki jenis kelamin hermafrodit dan jantan. Namun, cacing ini memiliki jenis kelamin betina yang tidak pernah dimiliki spesies nematoda lain. Selain itu, ia juga memiliki karakteristik seks menarik lainnya: peneliti mencatat adanya susunan unik genital papilla. Cacing ini memiliki telur dan sperma sehingga mereka bisa menghasilkan beberapa ratus keturunan melalui pembuahan sendiri.
Baca Juga: Laporan Dewan Iklim PBB: Laut Dunia Sedang Mengalami Kekacauan
Dr Pei-Yin Shih, mahasiswa pascasarjana di California Institute of Technology mengatakan bahwa perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui lebih banyak tentang spesies ini. Termasuk berbagai keunikan yang dimilikinya.
“Kami masih harus mempelajari lebih banyak tentang bagaimana hewan-hewan bersel 1000 ini berhasil bertahan di lingkungan yang ekstrem,” paparnya.
Selain keunikan seksual yang mereka miliki, cacing ini juga memiliki resistensi yang tinggi terhadap arsenik, meskipun mereka tidak tinggal di lingkungan yang kadar arseniknya tinggi.
Meski begitu, Auanema sp juga mampu berkembang di laboratorium dalam kondisi nonekstrem. Ini membuktikan bahwa spesies ini tangguh dan fleksibel dalam beradaptasi dengan lingkungan ekstrem maupun nonekstrem.
Baca Juga: Sesar Kairatu, Pemicu Serangkaian Gempa di Ambon
Nematoda merupakan hewan yang berlimpah di bumi ini. Selama dua tahun, para peneliti dari Caltech mengisolasi nematoda dari seberang danau dan berusaha menemukan tempat di mana nematoda berkembang pesat. Adanya penemuan seperti ini sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana cacing itu bisa bertahan pada keadaan yang ekstrem sehingga hal ini bisa dipergunakan untuk menambah wawasan di cabang ilmu pengetahuan lain.
“Sangat penting bagi kita untuk menghargai dan mengembangkan rasa ingin tahu terhadap keanekaragaman hayati,” ujar Dr James Siho Lee, salah seorang anggota pascadoktoral di The Rockefeller University.
Penemuan baru ini juga bisa dikembangkan untuk membantu perkembangan bioteknologi.
Source | : | Science Alert,independent.co.uk |
Penulis | : | Silvia Triyanti Luis |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR