Nationalgeographic.co.id - Toko Roti Tan Keng Chu sudah berdiri sejak tahun 1926. Pada zaman kolonial toko roti Tan Keng Chu ialah toko sebagai pemasok roti tawar untuk seluruh tentara Belanda se-Jawa Barat.
“Tentara Belanda masuk Indonesia, itu satu Jawa Barat makannya dari sini,” kata Mulyana Pewaris Toko Roti Tan Keng Chu saat ditemui di Cianjur, Kamis, (10/10/2019).
Generasi keempat pendiri Toko Roti Tan Keng Chu itu menjelaskan bahwa, roti tawarlah yang sering dikirim dan dipesan oleh para tentara Belanda. Dalam sehari dapat mengirim 50 karung yang tersebar di seluruh kawasan Jawa Barat.
“Karena makannya mereka (tentara Belanda) tidak makan nasi. Jadi roti ini makanan tentara Belanda, satu Jawa Barat diambilnya dari sini. Sehari 50 karung dari pagi sampai malam. Itu dikirim, dibawa ke sana bawa ke sini,” jelas pria berusia 78 tahun itu.
Roti Tan Keng Chu hanya dikonsumsi tentara Belanda dari tahun 1926 sampai 1950-an. Roti Tan Keng Chu baru dijual untuk umum saat Indonesia memasuki masa awal kemerdekaannya. Sebelumnya hanya untuk para tentara Belanda saja.
Pernah bangkrut
Usaha Roti Tan Keng Chu sempat bangkrut karena barang impor dilarang masuk ke Indonesia. Toko Roti Tan Keng Chu sempat menggunakan tepung impor sebelum tepung terigu Indonesia dijual.
“Tahun 1959, 1960, 1961 itu bangkrut, pemerintah tidak boleh import tepung luar negri, zamannya Bung Karno tidak boleh barang-barang impor dari luar masuk Indonesia,” paparnya.
Namun pada tahun 1963, masuk terigu dari Singapura dan lama kelamaan keluar tepung terigu lokal. Akhirnya Toko Roti Tan Keng Chu memutuskan menggunakan terigu lokal hingga kini.
Proses pembuatan
Toko roti yang berada di jalan HOS Cokro Aminoto No. 95, Muka, Cianjur, Kabupaten Cianjur ini masih mengunakan alat penggiling adonan dan oven kuno dari zaman Belanda.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR