Yang membuat Toko Roti Tan Keng Chu bisa bertahan sampai saat karena hal sederhana yang selalu diterapkam Mulyana dalam menjalankan tokonya.
“Yang penting ada tiga, murah, besar, enak,” jelas pria yang mulai menjalankan bisnis keluarga dari kelas satu SMA.
Tak bisa dibohongi, toko roti satu itu memang memenuhi tiga faktor itu. Salah satunya roti manis yang satu porsinya dijual hanya Rp.3000, dengan porsi yang besar dan rasa yang nikmat. Dengan bermodal tekad itu toko roti Tan Keng Chi masih bertahan hingga kini.
Berpusat di Cianjur, pengunjung dari toko roti satu ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Serang, Sumatera, dan masih banyak lagi.
Walaupun memiliki banyak penggemar, roti dari Tan Keng Chu tidak membuka cabang ke beberapa kota besar seperti Jakarta. Hal ini karena roti harus dikirim dari Cianjur dan memakan waktu yang cukup lama, sedangkan roti hanya bertahan 3 hari saja.
“Tidak bisa buka cabang, karena akan macet dijalan. Keburu basi, Rotinya tahan 3 hari. Jadi hari ini bikin besok, lusa turun,” jelasnya.
Untuk menikmati roti jadul zaman kolonial, kamu dapat mengunjungi .Toko buka setiaphari dari pukul 09.30 WIB hingga 20.00 WIB.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Roti Tan Keng Chu, Roti Para Tentara Belanda di Zaman Kolonial". Penulis: Yana Gabriella Wijaya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR