Nationalgeographic.co.id - Ruang kerja terbuka mungkin meruntuhkan sekat-sekat di kantor, namun ia tidak bisa meluruhkan ‘es’ di ruangan tersebut.
Gaya arsitektur yang sedang populer ini–disukai oleh perusahaan semacam Google dan Facebook–jauh dari bayangan kantor yang tertutup dan kaku. Desainnya memanfaatkan kebebasan ruang sehingga diharapkan dapat memudahkan karyawan untuk saling mengobrol dan berkolaborasi.
Namun, menurut studi dari Harvard University pada 2018, desain seperti itu justru membuat karyawan malas bicara dan bekerja sama. Mereka lebih senang berkomunikasi melalui e-mail atau instant messaging.
Baca Juga: Antara Stres dan Depresi, Bagaimana Cara Kita Membedakannya?
Studi ini meneliti dua perusahaan dari daftar Fortune 500 yang sedang beralih menjadi kantor modern.
Ethan Bernstein dan Stephen Turban, peneliti studi, menemukan fakta bahwa desain terbaru itu justru menurunkan interaksi tatap muka sebesar 70% dan meningkatkan komunikasi elektronik.
Kantor seperti akuarium tersebut cenderung mengurangi interaksi yang produktif. Sangat berbeda dari tujuan awalnya.
Menurut penelliti, para karyawan di sana merasa terekspos dan tidak nyaman. Mereka fokus ke layar komputer untuk menunjukkan bahwa mereka selalu bekerja dan sebisa mungkin menghindari kontak mata.
“Beberapa orang bahkan mengenakan headphone besar untuk menghindari distraksi. Mereka menatap layar komputer secara intens dan terlihat sibuk–seolah-olah mengetahui bahwa banyak orang yang akan memerhatikan tindakan mereka,” papar Bernstein.
“Pada akhirnya, karyawan lain yang melihat rekannya sedang fokus, malas mengajak mereka berbicara dan lebih memilih mengirim e-mail,” tambahnya.
Baca Juga: Fenomena Penyakit Mental di Industri Hiburan, Apa Penyebabnya?
Di ruang kerja tertutup yang dibatasi oleh sekat-sekat, para karyawannya rata-rata menghabiskan waktu 5,8 jam untuk berinteraksi. Namun, setelah sekat itu dihilangkan, mereka hanya berkomunikasi 1,7 jam.
Sebanyak 56% pekerja lebih sering menggunakan e-mail, dan 67% memilih pesan singkat.
“Sulit memercayai bahwa orang-orang tidak memiliki interaksi yang hidup saat bekerja di ruang terbuka. Penelitian ini menunjukkan bahwa ditempatkan bersama dalam satu ruangan memang belum tentu mengarah pada komunikasi,” pungkasnya.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR