Nationalgeographic.co.id - Apakah Anda akhir-akhir ini merasa tertekan di kantor? Penyebabnya bisa dari bermacam hal, mulai dari kerjaan yang menumpuk hingga hubungan yang buruk dengan klien. Meski begitu, ada perbedaan antara stres kerja biasa dengan burnout syndrome. Apakah itu?
Stres merupakan kondisi yang sangat umum terjadi di kalangan masyarakat, terutama kelas pekerja. Tekanan yang berasal dari pekerjaan ini sebenarnya baik untuk Anda karena dapat membuat Anda tetap waspada dan merasa hidup.
Pada saat stres, hormon kortisol meningkat. Kondisi ini ternyata membuat Anda mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
Akan tetapi, jika situasi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, tentu akan menimbulkan depresi yang berdampak buruk pada kesehatan Anda.
Baca Juga: Memotret Setiap Hari, Salah Satu Cara Menjaga Kesehatan Mental
Para pekerja yang sering mengalami stres akibat pekerjaannya bisa berujung kepada burnout syndrome. Burnout syndrome adalah sebuah kondisi ketika seseorang merasa stres berat dengan pekerjaannya.
Sindrom ini terlihat bila Anda sudah mulai merasa sangat lelah secara fisik dan emosional. Akibatnya, Anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Tidak jarang, burnout syndrome juga dapat memengaruhi kinerja dalam jangka waktu yang lama.
Di sinilah mulai terlihat apa perbedaan antara burnout syndrome dan stres biasa. Jika stres kerja biasa memang wajar terjadi dalam sebuah pekerjaan dan berlangsung dalam jangka waktu yang pendek, burnout syndrome tidak.
Burnout syndrome muncul akibat stres berkepanjangan hingga mampu menurunkan performa kerja Anda.
urnout syndrome bukanlah sebuah gangguan atau kelainan mental. Kondisi ini sebenarnya lebih umum terjadi pada para pekerja. Akan tetapi, mengetahui apa gejalanya dapat membantu Anda lebih cepat mengatasi sindrom ini.
Beberapa gejala burnout syndrome antara lain:
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR