“Saya dan tim pencarian memasuki sendiri struktur kayu raksasa di gunung tersebut. Kami yakin bahwa struktur kayu yang kami jelajahi sama dengan yang tercatat dalam sejarah—bahtera kuno yang sama yang dibicarakan penduduk setempat,” papar Man-fai Yuen, salah satu anggota tim NAMI.
Mereka juga mengklaim telah melakukan tes penanggalan karbon dan mengatakan bahwa itu berumur 4.800 tahun.
Esperante yakin akan keakuratan temuan tim NAMI. Namun, dia mendesak lebih banyak “karya ilmiah yang serius” untuk mendukung klaim dengan bukti empiris lebih lanjut. Ia juga mengatakan ingin bergabung dengan ilmuwan lokal terkait penemuan tersebut.
Selain NAMI dan Esperante, dilansir dari The Sun pada November 2019 lalu, kru film yang dipimpin oleh ‘pemburu bahtera Nuh’ dalam waktu lama, Cem Sertesen, mengatakan bahwa mereka telah mengambil gambar bawah tanah dari benda berbentuk kapal misterius di Turki Timur.
Kru film ini juga mengklaim bahwa mereka akan mengungkap gambar-gambar tersebut dalam sebuah dokumenter tentang Bahtera Nuh.
“Ini merupakan gambar asli dali Bahtera Nuh. Tidak palsu dan bukan simulasi. Gambar yang kami miliki menunjukkan keseluruhan kapal yang terkubur di bawah tanah,” ungkap Sertesen yang sebelumnya pernah merilis dokumentari tentang pencarian Bahtera Nuh pada 2017.
Beberapa orang mengklaim objek misterius yang terkubur tersebut merupakan sisa-sisa kapal Nuh. Namun, para ilmuwan berpendapat, itu hanyalah formasi alam. Pasalnya, meskipun telah banyak ekspedisi untuk menemukan Bahtera Nuh, tidak ada bukti fisik yang benar-benar muncul.
Catatan Alkitab
Kisah tentang Bahtera Nuh berasal dari bab keenam Book of Genesis. Itu bercerita tentang Nuh yang diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun sebuah bahtera yang dapay membawa hewan jantan dan betina dari setiap binatang di wilayah tempat tinggal Nuh. Dengan membangun bahtera, Nuh menyelamatkan hewan-hewan dan sekelompok kecil orang dari air bah.
“Bahtera Nuh dan air bah bukanlah sebuah mitos, tapi insiden nyata yang disebutkan di kitab suci,” kata Dr. Oktay Belli dari Istanbul University.
Meski begitu, sebagian besar arkeolog dan cendikiawan tidak percaya pada interpretasi literal dari kisah Bahtera Nuh.
Baca Juga: Penemuan Fosil di Argentina Ini Ungkap Rahasia Evolusi Ular
Arkeolog Inggris, Mike Pitt, setelah penemuan NAMI dipublikasikan pada 2010 lalu, mengatakan bahwa para penjelajah Injil belum menghasilkan bukti yang konklusif tentang Bahtera Nuh.
"Jika ada banjir yang mampu mengangkat kapal besar sejauh 4 kilometer di atas gunung, 4.800 tahun lalu, saya pikir pasti akan ada bukti geologis yang substansial untuk banjir ini di seluruh dunia, tapi ini tidak," pungkas Pitt.
Alasan lain mengapa para ahli skeptis terhadap klaim penemuan bahtera Nuh adalah karena Book of Genesis tidak pernah merinci secara spesifik di wilayah mana ia berlabuh.
Source | : | Dari berbagai sumber |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR