Nationalgeographic.co.id - Belum lama ini, muncul sebuah video yang memperlihatkan seorang produser sekaligus musisi dari grup Weird Genius bernama Gerald Gerald yang mampu menebak tangga nada hanya dalam sekali dengar saja.
Video berdurasi dua menit itu memperlihatkan teman Gerald yang sedang menantang sekaligus memperlihatkan aplikasi Tuner untuk mencocokan tebakan Gerald. Terlihat bahwa ia berhasil menebak semua nada yang dihasilkan--baik nada yang dikeluarkan oleh mulut, lagu, bahkan suara tiupan botol.
Tidak hanya itu, Gerald juga mampu mengulangi dan mampu meniru nada lagu dari Frad yang berjudul The Girl I Have a Crush On dengan ketukan keyboard.
Apa yang dilakukan oleh Gerald merupakan sebuah kemampuan musik langka yang disebut perfect pitch/absolut pitch.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Acoustical Society of America (Vol. 116, No. 4), perfect pitch adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi nama huruf dari not yang terdengar. Sebuah kemampuan yang hanya dapat dilakukan 1 dari 10.000 orang Amerika Serikat.
Baca Juga: Dari Siri Hingga Alexa, Ini Sisi Gelap dari Teknologi Asisten Pribadi
Meski begitu, menurut studi Diana Deutsch, professor Psikologi dari University of California, sebetulnya semua orang memliki perfect pitch. Deutsch yakin, kemampuan seseorang mengenali sebuah nada musik hanya sekali dengar adalah efek samping dari kemampuan manusia sejak bayi.
Walaupun beberapa peneliti tidak sepakat dengan Deutsch yang mengatakan bahwa perfect pitch adalah efek samping, tapi ia yakin bahwa kemampuan tersebut dapat membantu seseorang untuk belajar bahasa asing dengan lebih mudah, contohnya Mandarin.
Orang dengan perfect pitch akan mudah mempelajari Bahasa Mandarin karena kata “ma” ketika diucapkan dengan nada tinggi artinya ibu. Sedangkan “ma” dengan nada rendah berarti rami (tumbuhan semak).
Namun, di sisi lain, penelitian baru tentang pengenalan nada bayi justru mendukung hipotesis Deutsch. Salah satunya ialah yang diterbitkan dalam Developmental Psychology (Vol. 37, No. 1).
Dalam penelitian tersebut, mereka menyatakan bahwa anak berusia 8 bulan dapat mengenali dan mengingat perfect pitch. Sementara, orang dewasa yang berbicara hanya mampu memperhatikan hubungan nada tanpa bisa mengingatnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa bayi yang tadinya mempunyai kemampuan perfect pitch pada satu titik tertentu akan kehilangan kemampuan tersebut, ungkap Jenny Saffran, Professor Psikologi dari University of Wisconsin-Madison.
Kesimpulan Saffran itu didapat dari hasil penelitian saat memperdengarkan serangkaian catatan novel menggunakan nada pada 20 anak yang berusia 8 bulan. Sekelompok bayi mendengarkan serangkaian nada yang sama dan kelompok bayi lainya mendengarkan rangkaian nada yang berbeda.
Bayi yang mendengar nada yang sama persis dari sebelumnya mampu mengenali nada lebih cepat satu detik dari kelompok bayi yang mendengarkan nada yang berbeda-beda.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Nyamuk Wolbachia Jadi Andalan Tekan Kasus DBD
Kemudian, bayi lebih memperhatikan suara yang dihasilkan dari catatan novel ketimbang suara lain yang baru mereka dengar. Oleh karena itu, didapatilah bahwa penelitian itu berkesimpulan bahwa bayi mengingat perfect pitch.
Di sisi lain, Saffran juga melakukan penelitian pada orang dewasa. Namun, mereka tidak bisa membedakan dan mengingat nada yang telah dibacakan. Dari sana, Saffran yakin bahwa di waktu bayi menuju dewasa, manusia akan berhenti memiliki kemampuan perfect pitch pada satu titik tertentu.
Professor Psikologi Universitas Bucknell Pennsylvania, Andrea R. Halpern tegas mengatakan bahwa memiliki kemampuan perfect pitch tidak menjamin seseorang menjadi seorang musisi yang baik.
Akan tetapi, catatan sejarah menunjukan bahwa J.S Bach, Ludwig Van Beethoven, dan Mozart memiliki kemampuan perfect pitch dan berhasil menjadi maestro.
Source | : | American Psychological Association |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR