Nationalgeographic.co.id - Beberapa tahun yang lalu, asisten digital pribadi seperti Alexa milik Amazon, Siri milik Apple, dan Google Assistant milik Google terdengar futuristik. Kini, hal futuristik itu telah melekat di masyarakat, bertambah, dan berkembang di mana-mana.
Asisten digital dapat ditemukan di kantor Anda, rumah, mobil, hotel, telepon, dan banyak tempat lainnya. Teknologi ini baru-baru saja mengalami transformasi besar-besaran dan bekerja pada sistem operasi yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI). Mereka mengamati dan mengumpulkan data secara real-time dan memiliki kapabilitas untuk mengambil informasi dari berbagai sumber, seperti perangkat pintar dan layanan cloud, yang kemudian informasi tersebut dimasukkan ke dalam konteks yang sesuai dengan menggunakan AI untuk memahami situasi.
Meski kita telah meneliti jauh dalam desain dan eksekusi teknologi AI, tentu masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bidang ini.
Baca Juga: Menghabiskan Waktu 14 Bulan di Antartika Bisa Membuat Otak Menyusut
Banyak data yang dikumpulkan dan digunakan oleh asisten pribadi, termasuk informasi pribadi, yang berpotensi diidentifikasi dan mungkin merupakan informasi sensitif. Dapatkah Alexa atau asisten digital pribadi lainnya melanggar privasi dan keamanan data kita? Jawabannya adalah mungkin. Tentu ada sisi gelap yang dibawa oleh asisten virtual ini.
Keahlian saya di bidang privasi data, tata kelola data, dan kecerdasan buatan. Saya sebelumnya adalah Pejabat Informasi dan Privasi di Kantor Komisaris Informasi dan Privasi Ontario, Kanada
Bayangkan situasi berikut.
Ada beberapa tamu yang akan datang ke rumah Anda. Tamu pertama Anda datang dan kamera keamanan di teras rumah Anda menangkapnya berjalan menuju rumah Anda. Kemudian muncul sebuah suara sopan yang mengucapkan selamat datang dan membukakan pintu rumah Anda. Begitu tamu Anda berada di dalam rumah, asisten digital Anda menjelaskan bahwa Anda sedang dalam perjalanan pulang dan akan segera tiba. Melalui sistem audio di rumah Anda, asisten digital kemudian mulai memainkan lagu pilihan yang sesuai dengan lagu favorit tamu Anda (dari fitur teman Spotify Anda). Asisten digital Anda juga bertanya kepada tamu Anda mengenai pilihan minuman kopi: dengan rasa vanilla atau biji kopi Kolombia. Segera setelah itu, tamu Anda mengambil kopi dari mesin kopi digital. Tugas penyambutan kini selesai, asisten digital Anda berhenti dan sembari menunggu, tamu Anda akan melakukan beberapa panggilan.
Sangat menarik bagaimana asisten digital dapat memvalidasi identitas tamu Anda secara akurat dan mandiri; memilih lagu favoritnya, mengingat rasa kopi kesukaannya, dan mengelola peralatan pintar di rumah Anda.
Tapi apakah tindakan asisten digital mengkhawatirkan Anda?
Asisten digital dapat merekam percakapan, gambar, dan banyak informasi sensitif lainnya, termasuk lokasi melalui ponsel pintar kita. Mereka menggunakan data kita untuk pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan kemampuan seiring berjalannya waktu. Perangkat lunak mereka dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan yang secara terus menerus memikirkan cara baru untuk mengumpulkan dan menggunakan data kita.
Layaknya program komputer lainnya, permasalahan mendasar dari asisten digital ini adalah mereka rentan terhadap kegagalan teknis dan proses. Asisten digital juga dapat diretas dari jarak jauh yang mengakibatkan pelanggaran privasi pengguna.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR