Nationalgeographic.co.id - Pagebluk COVID-19 di seluruh dunia terus meningkat dengan jumlah lebih dari 254.000 kasus. Untuk menanganinya, WHO meluncurkan beberapa inovasi serta informasi terbaru terkait pandemi tersebut. Berikut di antaranya:
Layanan via WhatsApp
Pada Jumat (20/3) lalu, WHO meluncurkan layanan pesan yang diklaim dapat membantu hingga dua miliar orang untuk mendapatkan informasi mengenai COVID-19. Layanan ini merupakan kerja sama WHO dengan WhatsApp dan Facebook.
Layanan tersebut dapat diakses melalui tautan yang membuka percakapan di WhatsApp atau dengan mengirim "Hi" ke nomor 0041798931892. Setelah percakapan diaktifkan, pengguna dapat mengakses menu opsi yang dapat membantu menjawab pertanyaan tentang COVID-19. Namun untuk sementara waktu, fitur ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
Baca Juga: Kemenkes: Kunyit dan Temulawak Aman Dikonsumsi di Tengah Pandemi COVID-19
Virus corona berisiko bagi semua usia
Studi yang dirilis minggu lalu menemukan bahwa kaum muda juga memiliki risiko COVID-19 yang sama dengan lansia. Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap adalah mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
Dua dari tiga orang yang dirawat di unit perawatan intensif di Italia, berusia di bawah 50 tahun, kata Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO. "Jangan hanya melihat angka kematian," kata Ryan. "Mari kita lihat dampaknya pada masyarakat".
Dr Tedros mengingatkan kaum muda untuk mengikuti rekomendasi dari otoritas kesehatan setempat dan membatasi pertemuan fisik.
"Virus ini bisa membuat Anda masuk rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh Anda. Pilihan yang Anda buat bisa membuat perbedaan antara hidup dan mati bagi orang lain," katanya.
Dr Tedhros juga mengimbau kita untuk menyebarkan informasi tentang cara agar tetap aman dari virus--bukan malah menyebarkan virus.
Kiat menjaga komunitas tetap sehat
WHO berbagi kiat untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Berikut di antaranya:
Mengatasi kekurangan APD
WHO terus bergulat dengan kekurangan global terkait alat perlindungan diri (APD), seperti baju, sarung tangan dan masker. Rumah sakit sedang mengembangkan perkiraan untuk mengatasi apa yang mungkin menjadi kebutuhan.
Ryan mengatakan bahwa WHO telah mendistribusikan 1,5 juta tes laboratorium di seluruh dunia. Mengingat jumlah yang dibutuhkan, pengujian bisa perlu ditingkatkan hingga 80 hingga 100 kali.
WHO bekerja sama dengan negara-negara di dunia mencoba memahami stok apa yang mungkin mereka miliki saat ini, serta mempelajari analisis pasar tentang rantai pasokan dan bekerja dengan perusahaan swasta untuk meningkatkan produksi.
Setelah perkiraan selesai, WHO dapat menangani masalah kelangkaan APD kemudian mengirimnya ke negara-negara yang membutuhkan.
Baca Juga: Dampak Tutup Sekolah dan Kampus Mampu Cegah COVID-19 ke Anak
Pengembangan vaksin
Beberapa vaksin sedang dalam pengembangan, menurut pejabat WHO, dan percobaan pertama telah dimulai hanya 60 hari setelah urutan genetika pertama kali dibagi oleh Tiongkok.
Akan tetapi, para pejabat mengingatkan, butuh waktu agar vaksin dapat didistribusikan sepenuhnya. Itu harus diuji dengan benar dan dianggap aman. Kemudian, seperti yang dicatat oleh Ryan, itu harus diproduksi dan didistribusikan pada skala sehingga semua orang memiliki akses.
Source | : | World Economic Forum |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR