Nationalgeographic.co.id - Telah diteliti bahwa Semenanjung Antartika dulunya merupakan daerah yang hangat dan lembab dengan kekayaan keanekaragaman tanaman dan hewan. Bukti baru telah terungkap lewat penemuan fosil amfibi Antartika paling tua yang pernah diketahui. Penemuan itu, yang dipublikasikan lewat Scientific Reports, merincikan spesimen fosil yang termasuk dalam keluarga katak berpelindung (helmeted frogs).
Sebelum dipisahkan dari superbenua selatan, Gondwana, Semenanjung Antartika merupakan wilayah beriklim sedang yang kaya akan keanekaragaman, dan dihuni oleh hewan yang sama sekali berbeda dengan yang kita lihat sekarang.
Fosil-fosil itu ditemukan oleh Thomas Mörs dan rekan-rekannya dari Swedish Museum of Natural History selama ekspedisi ke Pulau Seymour antara 2011 - 2013. Mereka menemukan bukti tulang pinggul amfibi dan tulang tengkorak berornamen dari keluarga katak Calyptocephalellidae, keduanya dari periode Eosen sekitar 40 juta tahun yang lalu.
Baca Juga: Penemuan Terbaru: Katak Renda Piasak dari Kalimantan yang Bisa Menyamar
Sebelumnya diyakini bahwa Semenanjung Antartika menjadi lapisan es raksasa sebelum pembagian terakhir dari benua super Gondwana, yang juga termasuk Afrika, Amerika Selatan, Antartika, Australia, dan Semenanjung Arab. Perpecahan terjadi sekitar 180 juta tahun yang lalu, sehingga memunculkan Antartika dan Amerika Selatan. Namun bukti fosil amfibi ini menunjukkan bahwa Semenanjung Antartika ternyata sama lembabnya dengan yang kita kenal di Amerika Selatan saat ini.
Penemuan keluarga amfibi ini sangat penting, karena semua spesies katak berpelindung yang masih hidup ada secara eksklusif di Amerika Selatan saat ini. Kehadiran mereka di Antartika menggambarkan kondisi yang jauh lebih hangat di masa lalu daripada yang dingin seperti hari ini.
Kesamaan antara spesies amfibi di Amerika Selatan dapat menunjukkan bahwa Eosen Epoch Antartika mirip dengan hutan di Amerika Selatan saat ini, sebelum peristiwa glasiasi yang mengubahnya menjadi Semenanjung yang kita kenal sekarang. Karena itu, mungkin saja spesies yang ditemukan di Amerika Selatan hari ini dapat menginformasikan hewan mana yang awalnya ditemukan di Semenanjung Antartika.
Baca Juga: India Alami Panas Ekstrem, Warga Lakukan Ritual Mengawinkan Kodok untuk Meminta Hujan
Analisis terhadap tanah di kawasan ini lebih jauh mendukung gambaran iklim yang lebih panas di masa lalu Antartika, karena bukti sistem akar, serbuk sari, dan varietas spora menunjukkan kemungkinan tidak ada lapisan es saat itu. Analisis ini menggunakan model iklim untuk memastikan kondisi seperti apa yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tanaman yang kaya, yang menempatkan perkiraan suhu musim panas sekitar 19°C.
Source | : | IFL Science,Scientific Reports |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR