Minat Prancis sudah berlangsung lama dengan budaya Jepang. Dari akhir abad ke-17, kolektor Prancis mengambil barang-barang Jepang yang secara keliru dikategorikan sebagai 'chinoiseries' (etnis cina) seperti lemari berpernis. Ini kemudian diperluas ke 'ukiyo-e', atau cetakan balok kayu, yang ekspornya membantu mendorong kegemaran Japonisme di Eropa. Jejak-jejak balok kayu ini juga merupakan prekursor awal manga modern.
Di Prancis era modern, Jepang telah berbaur dengan budaya bande dessinée, atau komik Prancis dan Belgia. "Popularitas manga saat ini [ada] secara umum ditelusuri pada maraknya anime di TV Prancis pada pertengahan 1970-an dan 1980-an," menurut Gueydan-Turek. Di mana aspek-aspek seperti kawaii (budaya kelucuan) digemari publik Prancis seperti seri manga Chi's Sweet Home.
Baca Juga: Tujuh Kuliner Khas Korea yang Bisa Dijadikan Menu Berbuka Puasa
Susan Napier yang mengajar studi Jepang di Tufts University di AS mengatakan “dunia anime dan manga adalah dunia Jepang dan dunia fantasi lain. Ia bermain di kedua register sebagai budaya asli yang ada dan juga budaya lain ini yang dapat mereka ubah di mata dan pikiran mereka. Menurut saya sangat khas dari seseorang seperti Van Gogh. " Kelenturan budaya manga adalah salah satu alasan ia melintasi batas dalam berbagai bentuk menurutnya.
"Manga sekarang menjadi bahasa internasional," tegas Nicole Coolidge Rousmaniere, seorang kurator seni Jepang di British Museum dan seorang profesor seni dan budaya Jepang di University of East Anglia di akhir tulisan Ro.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | BBC |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR