Syarat equipment yang memadai itu yang dimiliki studio DSS Music. Konser online Vina Panduwinata kemarin adalah episode ke-20. Selain peratan yang memadai, studio ini merupakan tiga rumah yang digabung, memiliki banyak ruang sehingga sangat memungkinkan untuk membuat konser online dengan tetap mengikuti protokol pandemi-- yaitu menjaga jarak satu dengan yang lain.
“Dengan demikian kita bisa bikin koneksi kabel audio dan video yang tidak ada delay sama sekali. Seperti dalam satu gedung konser,” jelas Agi Anggadarma selaku penanggung jawab teknis.
Saat menonton Konser 7 Ruang, kualitas suara dan gambarnya sama seperti tayangan di televisi. Bahkan banyak penonton di media sosial yang memberi jempol untuk kualitas suaranya. Ide konser virtualnya sendiri muncul secara tak sengaja karena dihadapkan pada pandemi. Para pekerja seni kehilangan mata pencaharian, maka dipikirkan bagaimana supaya masih bisa tetap berkarya. Akhirnya terbentuklah Konser 7 Ruang ini, dengan tetap menjunjung protokoler Covid-19.
“Jadi sebenarnya kita buat Konser 7 Ruang ini untuk membantu para musisi dan pekerja seni yang terdampak. Pekerja seni itu ada tim produksi, termasuk kamera, lighting dan yang lainnya,” jelas Rozi Fathoni selaku penanggung jawab keuangan studio DSS Music.
Untuk pembiayaan konser dibuatlah sistem donasi terbuka. Siapa pun bisa berdonasi untuk membiayai pekerja seni. Konser Vina Panduwinata kemarin berhasil mengumpulkan donasi sampai lebih dari 120 juta rupiah--memecahkan rekor konser biduan Ruth Sahanaya seminggu sebelumnya, yang berhasil mengumpulkan donasi di atas 100 juta rupiah.
Angka tersebut di era normal hanya cukup untuk membayar honor satu artis saja di luar aspek pendukungnya. Namun, di era pandemi, artis-artis rela menyumbangkan keahliannya demi keberlangsungan hidup para pekerja seni.
“Kita dealing dengan artis-artis yang mau bergabung. Artis-artisnya mau ikut dengan sukarela,” jelas Gya Anandini Hardono penanggung jawab pemasaran yang juga merupakan anak pemilik studio DSS Music.
Siapa pun boleh bergabung untuk konser. “Sebanyak berapa pun donasi yang diterima, setengahnya untuk para artis dan setengahnya untuk pekerja seni dan tim produksi,” lanjut Gya lagi.
Seperti yang dikatakan Aldo Sianturi sebelumnya, konser online harus berbiaya rendah dengan dampak yang besar. Konser online Vina kemarin berhasil menjaring lebih dari 3600 penonton selama tayangan langsung. Beruntung studio DSS Music tidak perlu menambah pengeluaran untuk alat produksi tayangan langsung online.
Konser tayangan langsung online ternyata bisa menghasilkan uang, ini membuka peluang ke depannya untuk menjual konser online. Aldo Sianturi menunjukan tayangan langsung di Youtube, berupa konser lagu-lagu daerah Sumsatera Utara yang dilakukan para musisi dan penyanyi Parsadaan Anak Boru Bere Raja Simatupang (PABRS) berhasil mengumpulkan donasi 50 juta rupiah dalam beberapa jam.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR