Nationalgeographic.co.id - Walaupun Gandhi berusia 20 tahun lebih tua dari Hitler, mereka masih satu zaman saat keduanya mencapai puncak kepemimpinan.
Gandhi melakukan beberapa protes bernuansa damai untuk membela hak-hak sipil di Afrika Selatan dan menentang kependudukan Inggris di India pada 1930. Sementara Hitler berkuasa sebagai kanselir Jerman pada 1933.
Gandhi mengikuti kebangkitan Hilter dan merasa itu adalah tugasnya untuk mengakhiri taktik pemimpin Nazi.
Pada 23 Juli 1939 Gandhi menulis pesan singkat kepada Hitler dari India dan menyapanya dengan "Dear Friend."
"Teman-teman telah mendesakku untuk menulis kepadamu demi kemanusiaan. Namun, saya telah menolak permintaan mereka, karena merasa setiap surat akan terkesan kurang ajar," tulis Gandhi dalam surat yang diketik satu halaman.
“Sesuatu mengatakan kepada saya bahwa saya tidak boleh menghitung dan bahwa saya harus mengajukan banding untuk apa pun nilainya. Sangat jelas bahwa Anda hari ini adalah satu-satunya orang di dunia yang dapat mencegah perang yang dapat menurunkan kemanusiaan menjadi negara buas."
Baca Juga: Bagaimana Ramalan-Ramalan Nostradamus Dapat Memengaruhi Dunia Kita?
Ghandi kemudian mengajukan pertanyaan: “Haruskah Anda membayar harga untuk suatu benda betapapun layaknya Anda? Akankah Anda mendengarkan permohonan dari orang yang dengan sengaja menghindari metode perang bukan tanpa keberhasilan yang berarti?”
Mengetahui apa yang dipikirkan Hilter tentang dirinya, Gandhi mengakhiri dengan nada empati: "Apa pun cara saya mengantisipasi pengampunan Anda, jika saya keliru menulis, saya tetap teman tulus Anda".
Tidak lebih dari beberapa bulan setelah surat Gandhi ditanggalkan, Hitler memimpin invasi Polandia pada September 1939 yang memicu Perang Dunia II.
Pemerintah kolonial tidak mengizinkan surat Gandhi dikirim, tetapi Gandhi tahu dia harus menulis kata-kata itu. Bahkan, dia melihatnya sebagai tugasnya.
Lebih dari satu tahun dalam perang, pada Malam Natal 1940, Gandhi terpaksa mencoba lagi, kali ini masuk ke jauh lebih detail daripada surat singkat pertamanya.
Source | : | Biography |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR