Nationalgeographic.co.id – Untuk pertama kalinya, para peneliti menemukan hiu yang tidak memilki kulit di Pulau Sardinia.
Studi yang dilakukan pada anatominya—dipublikasikan pada jurnal Fish Biology—mengungkapkan bahwa ikan ini tidak memiliki struktur yang terkait dengan kulit kelompok hiu elasmobranch.
Dilansir dari IFL Science, ia diyakini sebagai satu-satunya makhluk yang mengalami kondisi tersebut yang ditemukan berenang bebas di lautan.
Baca Juga: Ada 14 Lumba-lumba Mati Terdampar Setelah Tumpahan Minyak di Mauritius
Bagi hiu elasmobranch, kulit memainkan peran penting sebagai zat kimiawi dan pertahanan mekanis. Organ tubuh itu mengeluarkan lendir yang merupakan garis pertama dari sistem kekebalan, mencegah mikrob membentuk koloni di permukannya. Ini karena kulit mengandung protein antibakteri.
Terbuat dari beberapa dentikel—struktur seperti gigi yang saling tumpang tindih—kulit juga menjadi penghalang mekanis yang kuat bagi predator dan ektoparasit tertentu.
Namun sayangnya, blackmouth catshark (Galeus melastomus), tidak memiliki alat pelindung tersebut. Studi mengungkapkan bahwa terdapat kekurangan yang parah dari semua struktur yang berhubungan dengan kulit: epidermis, bagian dari dermis, dentikel dermal, dan gigi, pada hewan tersebut.
Hiu ini tertangkap pukat pada Juli 2019, di kedalaman 500 meter perairan Sardinia. Mengingat pentingnya kulit bagi kelangsungan hidup hiu, para peneliti mengungkapkan bahwa kondisinya berpotensi fatal. Namun, saat ditemukan, ia tampak berkembang dengan baik dan dalam keadaan sehat.
Untuk makan, catshark cukup beruntung karena ia tidak perlu gigi untuk memakan mangsanya.
Alasan mengapa hiu malang ini ompong sangat beragam—mulai dari faktor alamiah hingga manusia.
Baca Juga: Panda Raksasa Mei Xiang Melahirkan Di Kebun Binatang Nasional
Para peneliti mengatakan, paparan bahan kimia yang terkontaminasi ke habitat mereka dalam jangka panjang bisa menjadi penyebabnya. Belum lagi ada pemanasan laut dan pengasaman akibat perubahan iklim.
Namun, mereka mengungkapkan, itu juga bisa terjadi secara alami selama perkembangan embrio hewan.
Pada lingkungan yang selalu berubah, para peneliti mendesak agar kita memahami kelainan semacam itu sebagai langkah penting untuk melindungi hewan laut. Sebab, jika dibiarkan, itu bisa saja membuat hiu-hiu yang ada di lautan punah.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR