Burnout juga bisa menyebabkan gangguan mental, sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisi mental para tenaga kesehatan pada masa pandemi.
Baca Juga: Kisah Dokter yang Berjuang Lebih Dulu di Zona-zona Merah Dunia
Ketua Tim Penelitian dari Program Studi MKK FKUI Dr. dr.Dewi S Soemarko, MS, SpOK dalam pemaparan Penelitian Burnout di Kalangan Tenaga Kesehatan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (4/9/2020) berkata bahwa temuan mayoritas tenaga kesehatan Indonesia dalam tingkat burnout sedang bukan berarti kita bisa bersantai.
Temuan ini justru menjadi peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dini, karena tingkat burnout bisa naik menjadi berat. "Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan psikologis untuk tenaga kesehatan, yaitu, memberikan fasilitas layanan konseling pada tenaga kerja yang membutuhkan." tutur Dewi.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa ahli medis bagaikan "aset" saat seperti ini.
"Ahli medis bisa dikatakan sebagai aset dikarenakan 1 dokter bisa lulus sekitar 6 tahun, kabar baiknya adalah di Indonesia tahun ini lulus 6000 dokter yang diharapkan bisa membantu tenaga medis yang lain," tutur Ari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi FKUI Ungkap Risiko Burnout Tenaga Kesehatan yang Tangani Covid-19". Penulis: Dinda Zavira Oktavia.
Punya Cara Komunikasi yang Unik, Bisakah Hewan Mempelajari 'Bahasa' Spesies Lain?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR