Devi mengonsumsi berbagai vitamin, mulai dari vitamin C, D, E, serta beberapa suplemen untuk mengembalikan daya tahan tubuhnya. Ia juga minum jus, ramuan herbal dan probiotik.
“Selain yang disebutkan di atas, sebenarnya yang paling penting adalah tekad untuk sembuh. Saya sangat ingin virus ini hilang dari tubuh saya. Harapan itulah yang akhirnya membantu saya sembuh. Don’t panic, there’s HOPE,” ungkap Devi ke National Geographic Indonesia melalui pesan WhatsApp.
Untuk mencegah semakin banyaknya orang yang terinfeksi COVID-19, Pemprov DKI Jakarta pun memutuskan untuk menarik “rem darurat” dan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total, mulai 14 September 2020 mendatang.
Berdasarkan data, ada sekitar 1.347 orang yang meninggal dunia akibat COVID-19 di Jakarta atau setara dengan tingkat kematian 2,7 persen. Sementara itu, kasus aktif COVID-19 di ibu kota mencapai 11.245 orang—beberapa di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi di rumah.
Baca Juga: Kadar Serotonin Rendah Sebabkan Depresi, Berikut Cara Meningkatkannya
Dengan diberlakukannya kembali PSBB ketat, Anies meminta warga DKI Jakarta untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Beberapa perkantoran non-esensial diwajibkan untuk melakukan work from home—hanya 11 jenis usaha yang masih diperbolehkan bekerja di kantor.
Kapasitas penumpang dan jam operasional transportasi juga akan dibatasi, dan beberapa sarana umum akan ditutup.
Devi sendiri telah dinyatakan negatif pada Kamis (10/9). Meski begitu, ia berpesan agar kita selalu mengenakan masker saat berada di luar rumah. Dan jika tidak ada kepentingan mendesak, “please stay at home,” ujar Devi.
Ia menambahkan, agar kekebalan tubuh tetap terjaga, jangan lupa untuk selalu berpikir positif. “Banyak berita menakutkan tentang COVID-19, juga keluarga yang meninggal karena penyakit ini. Maksud saya, positive thinking aja, nggak usah mikir ini konspirasi atau pakah virus corona ada atau tidak. Yang penting, jalankan semua protokol kesehatan yang dianjurkan dan tetap waspada,” kata Devi.
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR