Nationalgeographic.co.id - Platyrrhine merupakan monyet yang endemik di benua Amerika, khususnya Amerika Selatan. Keberadaannya sebagai primata membuat para ilmuwan bertanya-tanya mengenai asal-usul evolusinya.
Jika dibandingkan dengan primata lain, manusia, untuk sampai ke benua ini membutuhkan migrasi panjang dengan melintasi Siberia ke Alaska. Belum lagi, manusia membutuhkan waktu lama hingga kognitifnya berevolusi untuk menciptakan teknologi yang membantunya melintasi lautan, perahu.
Para peneliti memperkirakan monyet purba tiba di Amerika Selatan melalui Atlantik dari Afrika. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science yang dipublikasikan April 2020, menguak bagaimana mereka bisa mengarungi lautan nan luas itu.
Baca Juga: Temuan Fosil Stegodon trigonocephalus di Sumedang Siap Direkonstruksi
Laporan penelitian dari University of Southern California (USC) menemukan buktinya lewat peninggalan empat fosil gigi di Amazon Peru. Keempat fosil itu berasal dari spesies keluarga primata yang kini sudah punah, Parapithecids.
Sebelumnya pada 2015 para peneliti dari Instituto Patagónico de Geología y Paleontología, yang kini juga turut dalam studi, mengungkapkan bahwa fosil itu memiliki leluhur yang berasal dari Afrika. Erik Seiffert dari USC kemudian menguatkan pendapat itu pada 2016. Ia melihat bahwa dua gigi geraham atas yang patah, memiliki kemiripan dengan parapithecidae yang berusia 32 juta tahun dari Mesir, Qatrania wingi.
Spesies fosil temuan ini kemudian dinamai para peneliti sebagai Ucayalipithecus perdita berdasarkan wilayah temuannya di Amazon Peru, Ucayali. Sedangkan pithecus berarti monyet, dan perdita adalah bahasa latin "yang hilang."
Menurut para peneliti dalam laporannya di jurnal Science, fosil U. perdita membuktikan bahwa primata juga berevolusi di Amerika Selatan menjadi jenis modern yang sekarang kita kenal.
Mereka juga menganalisis persamaan dan perbedaan fosil itu dengan Platyrrhine. Berdasarkan tulisan mereka, mereka juga menemukan fosil Amerika Selatan di sekitar situs tersebut.
Untuk sampai ke Amerika Selatan, mereka diperkirakan memanfaatkan penyurutan permukaan samudra yang terjadi sekitar 34 juta tahun lalu. Sehingga migrasi diperkirakan lebih singkat, dibandingkan dengan jarak Afrika ke Amerika Selatan sekarang.
Baca Juga: Brookesia nana, Reptil Terkecil di Dunia yang Selebar Ujung Jari Kita
Source | : | Live Science,Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR