Nationalgeographic.co.id—Pimpinan Suzuki Motor Corp bernama Osamu Suzuki mengumumkan pensiunnya di bulan Juni. Pria yang genap berusia 91 tahun itu memutuskan untuk pensiun setelah perusahaan menyambut ulang tahun ke-100 dan persetujuan rencana manajemen barunya. Namun ia mengatakan akan "tetap aktif" sebagai penasihat.
“Saya tidak akan melarikan diri atau bersembunyi,” kata Osamu di laman Reuters, yang telah berulang kali menyatakan di masa lalu bahwa dia akan menjadi “non-pensiunan seumur hidup”.
Setelah memimpin perusahaan lebih dari empat dekade, ia memberikan tongkat estafet ke anaknya yang bernama Toshihiro Suzuki, yang sudah menjadi presiden dan CEO untuk memegang kendali perusahaan.
Toshihiro Suzuki mengatakan bahwa perusahaan perlu menanggapi dorongan global menuju emisi yang lebih rendah.
“Karbon netral adalah fokusnya sekarang. Suzuki tidak boleh ketinggalan tren global ini, ”ujarnya.
Perusahaan juga mengumumkan pada akan menginvestasikan satu triliun yen ($ 9,45 miliar), sebagian besar pada teknologi elektrifikasi, selama lima tahun.
Baca Juga: Kisah Tragis Zaman VOC: Bangkai Kapal Batavia dan Kekejian Perompak
Pemain kecil dalam industri mobil seperti Suzuki, terlihat dirugikan karena biaya yang besar untuk mengembangkan mobil listrik dan kendali otomatis.
Suzuki pun bersama Mazda dan Subaru, terikat dengan Toyota pada 2019 untuk memangkas biaya pengembangan dan produksi.
Osamu Suzuki bergabung di Suzuki Motor pada tahun 1958. Kemudian ia menjadi presiden di tahun 1978 dan merangkap sebagai ketua pada tahun 2000. Selama masa jabatan Osamu, perusahaan itu mengukuhkan kehadirannya sebagai pembuat mobil compact teratas.
Dia mempelopori keputusan perusahaan untuk memasuki pasar utama di India pada tahun 1983 melalui Maruti Suzuki India Ltd.
Kemudian pada 2016, Osamu mengundurkan diri sebagai CEO untuk bertanggung jawab atas penggunaan metode pengujian yang salah oleh perusahaan dalam menghitung jarak tempuk kendaraan. Tapi ia tetap menjadi ketua.
Pada konferensi pers Rabu lalu, Osamu melambai tangan dan mengucapkan "bye-bye". Ia melabuhkan diri sebagai penasihat senior setelah pensiun.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR