CD itu kemudian menggantikan gaya musik rekaman itu sebagai bentuk perekaman seluler dan menggantinya dalam boombox, stereo mobil, dan sistem Hi-Fi rumah tangga.
Lebih dari 200 miliar keping CD hingga sekarang telah terjual di seluruh dunia tetapi meredup karena munculnya pemutar MP3 dan streaming.
Awalnya, Ottens tak ingin produksi itu dilakukan Philips, melainkan pada Sony. Tetapi karena Sony merilis Walkman pada 1979, dunia pemutar musik benar-benar berubah, hingga membuatnya bekerja sama dengan Philips.
Ottens akui, bahwa Walkman adalah pemutar ideal untuk kaset temuannya, sehingga ada rasa penyesalan dirinya tak bekerja bersama Sony. Ia pun pensiun pada 1986.
Baca Juga: Alat Ini Dapat Mengenali Penyakit Jantung Kita dari Kejauhan
Meski berbagai perangkat digital menggeser peran CD dan kaset, nyatanya kebiasaan itu masih hidup dan cenderung tumbuh kembali di dekade kedua abad 21. Contoh kasusnya, di Amerika Serikat, selama 2020 penjualan kaset naik 100 persen dari tahun sebelumnya.
Di Inggris, BBC melaporkan bahwa penjualan kaset meningkat dua kali lipat pada 2020, karena konsumen membeli jumlah kaset tertinggi sejak 2003.
Sementara Indonesia—khususnya Jakarta, tren itu tampak pada gaya anak muda mengoleksi rekaman analog, dan dijual di berbagai gerai seperti Pasar Santa.
"Ada sejumlah orang yang masih menggunakannya?" Ottens terheran dalam video Ottens dalam Cassette: A Documentary Mixtape tahun 2016. "Kami berharap ini jadi sukses, tapi bukan revolusi."
Source | : | Time,Dailymail.co.uk,BBC Indonesia |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR