Oleh Shinatria Adhityatama
Nationalgeographic.co.id—Film Space Oddysey 2001 meledak di gedung-gedung bioskop Amerika Serikat pada 1968. Film ini garapan sutradara legendaris Stanley Kubrick, yang dinilai berhasil membuat genre fiksi-sains atau sci-fi menjadi bagian dari budaya popular.
Genre ini menghiasi tidak hanya layar lebar, tetapi juga layar kaca selama dari akhir tahun 1960-an sampai awal dekade 2000-an. Fiksi-sains telah menjadi budaya popular yang diciptakan pada masa akhir abad ke-20. Imajinasi ini terentang dari masa depan yang super canggih hingga ketidakpastian ilmiah seputar kehidupan di luar Bumi. Perkara inilah yang membawa para pencipta fiksi-sains menelusuri alam pikirnya untuk menciptakan semesta sendiri. Mereka membawa para penonton dan pembaca untuk berimajinasi melebihi zamannya—kedatangan alien, pesawat luar angkasa, mobil terbang, pistol laser, dan robot.
Sederet adikarya seperti Buck Rogers, Battlestar Galactica, E.T, Star Trek, Alien, Blade Runner, Akira, Ghost in the Shell, Back to the Future dan masih banyak lagi, telah merasuki kehidupan masyarakat selama empat dekade. Banyaknya film bergenre fiksi-sains itu mungkin belum ada yang bisa menandingi film Star Wars adikarya George Lucas.
Star Wars tayang perdana pada 1977, yang kelak berlanjut menjadi trilogi hingga 1983. Film ini mengubah dan berdampak besar dalam berkembangnya semesta fiksi sains dalam industri kreatif dan budaya pop. Genre ini tampaknya berdampak lebih luas dari pintu bioskop. Genre ini juga bertranformasi menjadi budaya dan inspirasi bagi perkembangan sains dan teknologi. Tidak sedikit para inventor yang mendapatkan gagasan dari tontonan dan bacaan fiksi-sains.
Baca Juga: Kisah Nyata Kehidupan Pocahontas yang Tak Diungkap Film Animasi Disney
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR