Nationalgeographic.co.id—Kehidupan Bumi begitu terdampak perubahan iklim. Kita sebagai manusia turut merasakannya belakangan ini. Situasi ini berdampak serius bagi kehidupan perempuan sejagad.
United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan bahwa 80 persen pengungsi akibat perubahan iklim adalah perempuan. Perempuan lebih rentan saat terjadi banjir atau kekeringan terutama bagi mereka yang bereran sebagai pengasuh utama dan penyedia makanan dan bahan bakar.
Bukti paling nyata terlihat di Afrika bagian tengah, tepatnya di sekitar Danau Chad. Saat ini, 90 persen Danau tersebut telah menghilang. Hal itu tentu berdampak bagi penduduk asli nomaden. Karena garis danau yang surut, para perempuan asli sekitar harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air.
"Di musim kemarau, para pria pergi ke kota, meninggalkan perempuan untuk menjaga masyarakat," ungkap Hindou Oumaru Ibrahim, koordinator asosiasi perempuan adat dan penduduk Chad (AFPAT) dikutip dari BBC.
Dengan musim kemarau yang lebih panjang seperti sekarang ini, perempuan bekerja lebih keras untuk memberi makan dan merawat keluarga mereka. "Mereka (perempuan) menjadi lebih rentan. Ini pekerjaan yang sangat sulit," sambung Ibrahim.
Source | : | BBC,KOMPAS.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR