Catatan menunjukkan bahwa jenazah anak-anak juga terbiasa dimakamkan di Katedral Lund. Bahkan, terkadang jasad anak-anak itu ditempatkan bersama jenazah orang dewasa lain yang tak memiliki hubungan darah dengan mereka. Sebab, tempat tersebut juga digunakan sebagai penyimpanan sementara jenazah.
Namun, kenapa jasad bayi ini ditempatkan di peti mati seorang uskup penting yang terhormat? Dan tidak hanya ditempatkan, tetapi disembunyikan di di antara betis sang uskup seolah-olah disimpan dengan tergesa-gesa dan diam-diam. Perkara ini menjadi misteri yang bertahun-tahun menunggu untuk dipecahkan oleh arkeolog.
"Menempatkan peti mati di lemari besi adalah satu hal lumrah, tetapi menempatkan janin di peti mati uskup adalah hal lain. Itu membuat kami bertanya-tanya apakah ada hubungan antara anak itu dan uskup," ujar Torbjörn Ahlström, arkeolog dari Lund University di Swedia yang meneliti mumi dan janin bayi tersebut, seperti diwartakan Science Alert.
Baca Juga: Mengapa Bayi Sering Tersenyum Atau Tertawa Saat Tidur?
Untuk meneliti misteri ini, tim arkeolog mengambil sampel dari kedua set sisa jenazah tersebut. Mereka kemudian melakukan pengurutan genetik lengkap (full genetic sequensces) dari DNA kedua jenazah yang telah diekstraksi.
Akhirnya ditemukanlah jawabannya. Sekitar 25 persen dari gen mereka cocok.
Hal ini menunjukkan hubungan sekunder antara keduanya. Hubungan yang dimaksud misalnya antara paman dan keponakan, saudara tiri, sepupu jauh, atau yang lebih mungkin adalah kakek dan cucu, mengingat perbedaan usia dari kedua jenazah itu ketika meninggal.
Bukti kromosom yang didapat para arkeolog akhirnya memberi petunjuk tambahan lain. Jenazah Winstrup dan janin tersebut tidak berbagi DNA mitokondria yang diturunkan dari sisi ibu. Hal ini menunjukkan bahwa ibu si janin bukanlah putri Winstrup.
Selain itu, kedua mayat tersebut berbagi kromosom Y, yang hanya dapat diturunkan dari sisi ayah. Hal ini menunjukkan bahwa ayah dari janin bayi tersebut adalah putra Winstrup.
Baca Juga: Naskah Kuno Alkitab dan Mumi Anak Kecil Ditemukan di Gua Horor Israel
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR