Nationalgeographic.co.id—Pertanyaan yang selalu ada bagi penggemar sepak bola di Indonesia adalah kala bintang idolanya bertanding di lapangan hijau saat bulan Ramadan. Terutama jika pujaannya adalah seorang pesepak bola Muslim yang tampil di negara tanpa aturan khusus saat Ramadan—mengundur waktu pertandingan setelah berbuka atau istirahat sejenak saat waktu berbuka.
"Apakah ia puasa setengah hari?"
"Apakah ia batal puasa dan terus melanjutkan pertandingan?"
Bulan Ramadan telah menyiasati para pelatih dan ahli gizi untuk memastikan pemain dapat bertanding sekaligus mementingkan komitmen ibadah. Jadi bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pada pertandingan pelatihan Piala Dunia 2018, Tunisia adalah salah satu tim yang terpengaruh oleh Ramadan karena banyak pemain mereka memilih untuk berpiasa. Namun pada pertandingan melawan Portugal dan Turki mereka mendapat cara untuk membangkitkan energi.
Pada pertandingan melawan Portugal—saat waktu berbuka—penjaga gawang Mouez Hassen 'pura-pura' cedera saat ia menahan kakinya setelah melakukan penyelamatan. Lalu saat melawan Turki ia jatuh ke lantai sambil memegang lengan setelah benturan tidak berbahaya.
Saat kesempatan itu, para pemain yang telah berpuasa lari ke sisi lapangan untuk membatalkan puasanya dengan meminum air dan menyantap kurma. Hal itu membantu mereka memulihkan kadar gula darah yang rendah. Kejadian itu sempat heboh di media sosial dan banyak netizen memahaminya. Karena waktu berbuka tidak bertepatan pada jeda istirahat.
Jurnalis Tunisia, Souhail Khmira mengatakan kepada B/R Football. "Ketika mereka memilih untuk berpuasa, itu mungkin karena mereka ingin memenuhi kewajiban mereka terhadap Tuhan dan mendapatkan 'berkat' atau 'pahala' dengan kinerja yang baik."
Baca Juga: Konsep Hindu-Buddha dalam Tata Ruang Kesultanan Islam di Jawa
Puasa merupakan keputusan individu dan mendapat pengecualiaan disaat-saat tertentu, seperti saat berpegian jauh atau kondisi badan yang tidak sehat. Hal ini pernah ditoleransi oleh Mo Salah saat melakukan perjalanan menjelang dinal Liga Champions di Kiev, Ukraina. Juga Mesut Ozil saat bertanding di Piala Dunia 2018. "Ramadan dimulai pada Sabtu, tetapi saya tidak akan ambil bagian karena saya sedang bekerja," katanya di laman B/R Football.
Sementara itu, Abdel-Zaher El-Saqqa, mantan bek internasional yang memperkuat Mesir selama 112 kali dan menghabiskan karir profesionalnya di Turki mengatakan.
"Saya selalu bermain bagus saat puasa, saya tidak punya penjelasanm tapi saya kira itu bantuan dari kehendak Tuhan," katanya pada B/R Football. "Permainan terbaik saya adalah saat bulan Ramadan—saya bahkan pernah berbuka puasa saat pertandingan ketika waktu adzan tiba."
"Para pemain Mesir, termasuk Salah, tentunya memiliki pengalaman bermain saat puasa atau setelah berbuka puasa selama Ramadan, karena itu adalah hal yang mereka lakukan selama bertahun-tahun lagi dan lagi," tambahnya.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan 'Kota Emas Luxor yang Hilang', Pompeii Versi Mesir
Para ahli kesehatan memantau dengan cermat para pemain yang berpuasa. Seperti Dr Zafar Iqbal, kepala kedokteran olahraga di Crystal Palace. "Tentu saja para pemain yang pernah bekerja dengan saya telah berpuasa, semuanya mengatakan bahwa puasa membantu mereka secara mental dan bahwa mereka merasa lebih disiplin dan menghargai apa yang mereka miliki," katanya kepada B/R Football.
"Beberapa pemain akan berpuasa selama latihan dan bukan selama pertandingan, dan menggantinya nanti—terutama karena mereka akan berpegian. Sekali lagi ini adalah keputusan yang dibuat secara individual."
"Saya telah menemukan ini dengan atlet Muslim di olahraga lain, seperti kriket dan rugby, di mana individu berpuasa selama latihan dan permainan dan merasa itu membantu mereka secara mental."
Selama Ramadan, Iqbal juga pernah merasakan toleransi antar agama dari para pemain yang mengingatkannya untuk berbuka puasa.
"Saya juga tersentuk oleh beberapa sikap baik dan pengertian rekan satu tim. Ketika saya di Liverpool, Luis Suarez sering mendatangi saya dan mengingatkan saya bahwa sekarang matahari terbenam dan waktunya makan dan kami akan membahas Ramadan, karena dia memiliki rekan satu tim di Ajax yang dulu berpuasa."
Source | : | B/R Football |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR