Garriott juga mengatakan bahwa ruang di dalam kapal selam Limiting Factor itu cukup sempit. "Lambung titanium setebal 9 sentimeter itu merupakan kendaraan terkecil yang pernah saya masuki, meskipun terasa lebih lapang daripada Soyuz [pesawat luar angkasa Rusia] karena lebih sedikit orang dan material di dalamnya. Jadi Anda benar-benar merasa sangat nyaman, tetapi diameter interiornya hanya mulai dari sekitar 1,46 meter dan menyusut menjadi sekitar 1,4 meter seiring bertambahnya tekanan di luar."
Tekanan hidrostatis air di kedalaman sekitar 11.000 meter itu telah membuat ukuran kapal selam Limiting Factor menyusut. "Saya mengambil pita pengukur digital dan kapal selam menyusut 6 milimeter [0,2 inci] saat turun ke kedalaman," ucap Garriot.
Baca Juga: Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!
"Air tidak dapat dimampatkan tetapi sebenarnya ia dapat memampatkan setidaknya sedikit. Kepadatan air menjadi semakin besar pada kedalaman yang sangat besar ini. Laju penurunan kami pada awalnya adalah beberapa meter per detik, tetapi saat kami sampai di dasar, air itu sendiri menjadi sangat padat sehingga kami melambat hingga kurang dari setengah meter per detik."
Garriott bersyukur, tekanan air di di titik terdalam bumi ini telah membuat kapal selamnya menysut sekian milimeter saja dan tetap berfungsi, tidak hancur lebih parah daripada itu.
Source | : | Kompas TV,CollectSPACE |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR