"Kemudian, saat kami melintasi dataran jurang ini, kami benar-benar bertemu dengan bagian pertama dari umat kita, yaitu kabel sepanjang 11 kilometer yang sebelumnya telah dipasang pada kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh," ujar Garriott yang melakukan penyelaman tersebut bersama seorang rekannya bernama Michael Dubno.
Kabel panjang itu diduga merupakan milik para penyelam dari Tiongkok yang juga pernah menjelajahi atau meneliti Palung Mariana. Palung itu terletak di Samudra Pasifik, memang cukup dekat dari Tiongkok, Jepang, dan wilayah Asia Tenggara, terutama Filipina.
Seperti bagian laut lainnya, Palung Mariana juga merupakan rumah bagi kehidupan banyak satwa bahari. Kapal Okeanos Explorer milik NOAA pernah juga meneliti di kedalaman wilayah tersebut pada tahun 2016, dan menemukan bentuk kehidupan yang beraneka ragam, termasuk spesies seperti karang, ubur-ubur, dan gurita.
Baca Juga: Cerita Penjelajah Richard Garriott Mengunjungi Titik Terdalam Bumi
Yang menyedihkan, di dalam palung tersebut juga pernah ditemukan sampah dari kehidupan manusia. Sebuah studi mengungkap bahwa sebuah kantung plastik belanjaan ditemukan di kedalaman 10.994 meter di dalam Palung Mariana.
Para ilmuwan menemukannya dengan melihat melalui Basis Data Puing-puing Laut Dalam (Deep-Sea Debris Database) yang bisa diakses publik. Basis data tersebut berisi koleksi foto dan video dari laut dalam yang diambil oleh 5.010 penyelam selama 30 tahun terakhir.
Dari puing-puing yang dapat diklasifikasikan dalam basis data tersebut, plastik merupakan jenis sampah yang paling umum di temukan di wilayah-wilayah laut dalam seperti Palung Mariana. Jenis sampah lainnya yang juga kerap ditemukan di laut dalam berasal dari material seperti karet, logam, kayu, kain, dan sebagian lainnya belum diklasifikasi.
Source | : | National Geographic,CollectSPACE |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR