Melalui ciri fisik yang dilihat, lumba-lumba itu memiliki panjang sekitar 2,3 meter dengan warna tubuh bawahnya tanpa bercak atau polos dan berkelamin jantan menurut Rizal. Tim menyimpulkan bahwa itu adalah jenis Steno bredanensis atau lumba-lumba gigi kasar.
Namun peneliti lumba-lumba dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) bernama Danielle Kreb mengatakan bahwa itu adalah jenis Tursiops aduncus atau lumba-lumba hidung botol indo-pasifik.
"Ini lumba-lumba gigi kasar yang saya foto di Berau," Danielle menunjukan foto kepada National Geographic Indonesia. "Transisi kepala ke mulut lebih landai dibanding Tursiops yang lebih jelas melon."
"Kalau mulut agak panjang itu ciri membedakan Tursiops aduncus (lumba-lumba hidung botol indo-pasifik) dengan Tursiops truncatus (lumba-lumba hidung botol umum). Saya melihat dari bentuk muka dan mulut, ini aduncus dan mulutnya agak ke atas," lanjutnya.
Tursiops aduncus adalah spesies yang memiliki habitat di daerah pesisir dan pulau. Beberapa makanannya seperti ikan tembang, ikan layang, cumi, dan lainnya.
Source | : | Wawancara Muhammad Rizal,Wawancara Danielle Kreb |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR