Andrew Hussey dalam buku Paris: The Secret History (2008), menyebut bahwa L'Internationale awalnya hanyalah syair yang dibuat Pottier dalam pelarian pada 1872. Saat itu, ia terlibat dalam penggulingan pemerintahan borjuis Prancis oleh kelas pekerja.
Syair itu ditujukan untuk menggambarkan pengalaman sejarah perjuangan pekerja untuk dikabarkan ke seluruh dunia.
Secara lirik, Donny Gluckstein dalam International Socialism (Vol 2 tahun 2008) menyebut, menggambarkan pemahaman yang dianut Pottier. Pottier adalah pengikut Proudhonisme, sebuah ideologi populer di kalangan revolusioner Prancis di masanya.
L'Internationale dipahami sebagai cara Pottier menggambarkan peristiwa bersejarah yang dilakukan kelas buruh, dan sengaja untuk ditujukan ke seluruh dunia.
Ketika dalam pelarian, Pottier bertemu dengan seorang komponis simpatisan sosialis, Pierre Degeyter. Syair itu kemudian dilagukan dengan nada perjuangan yang dipahami Degeyter. Sejak saat itu, L'Internationale menginsiprasi gerakan buruh sampai kini.
Baca Juga: Bagi Para Buruh Pakistan di Dubai, Gulat Kushti Adalah Kehidupan
Lagu ini kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa, terutama dari negara-negara penganut ideologi sosialisme dan komunisme, seperi Tiongkok, Vietnam, Korea, dan Uni Soviet.
L'Internationale bahkan sempat menjadi lagu kebangsaan Uni Soviet pada 1922 hingga 1944.
Sedangkan di Hindia Belanda, Rianne Kartikasari Subijanto dari University of Colorado menulis dalam disertasinya, Internationale dalam tiga bait dipublikasikan di surat kabar milik Sarekat Islam Semarang, Sinar Hindia pada 5 Mei 1920 oleh Suwardi Suryaningrat.
Source | : | detik.com,sumber lain |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR