Dengan demikian, para penulis studi memutuskan untuk mengumpulkan sejumlah besar data dari calon orang tua, untuk melihat apakah mereka dapat mengetahui apa yang mungkin mempengaruhi keragaman metabolit pada kotoran pertama anak mereka.
Tim tersebut juga sedang mempertimbangkan segalanya mulai dari paparan antibiotik selama kehamilan, riwayat alergi keluarga, cara anak dilahirkan (melalui vagina atau melalui operasi caesar), dan riwayat ibu yang merokok. Namun pada akhirnya, tidak ada dari faktor-faktor ini yang dapat menjelaskan hasil studi mereka.
Jika kita dapat mengidentifikasi lebih jauh metabolit utama yang hilang, kita bahkan dapat mulai memberikan suplemen untuk meningkatkan respons imun yang sehat pada anak yang baru lahir.
Beberapa peneliti bahkan menyarankan untuk menggunakan transplantasi kotoran untuk menyeimbangkan kembali isi perut bayi yang lahir melalui operasi caesar, meskipun saat ini tetap menjadi ide yang radikal.
Baca Juga: Kenali 5 Sumber Alergen di Dalam Rumah Anda untuk Bisa Hindari Alergi
"Saya ingin melihat lebih banyak studi mekanistik yang mencoba memahami dengan tepat metabolit mana yang paling membantu untuk mendukung mikrobiota bayi dan sistem kekebalan," kata Petersen.
"Di dalam sebuah dunia yang sempurna, kami akhirnya akan memastikan bahwa ini dimasukkan ke dalam menu makanan sehat atau suplemen vitamin selama kehamilan."
Penelitian lebih lanjut telah dimulai untuk meneliti bagaimana pola makan selama kehamilan dapat berperan. "Sebagai seorang ibu baru, saya awalnya ragu-ragu untuk memberi penekanan (soal pola makan ini) pada para wanita hamil atau para ibu (kami sangat mengkhawatirkan hal itu!)," Kata Petersen.
"Tapi ketika sampai pada peningkatan jumlah metabolit dalam mekonium bayi baru lahir, banyak wanita hamil kemungkinan besar sudah melakukan (pola makan sehat) ini tanpa menyadarinya."
Untuk meningkatkan kesehatan usus anak, Petersen merekomendasikan untuk menghindari resep antibiotik yang tidak perlu, mengizinkan anak-anak bermain di luar ruangan, mengurangi penggunaan disinfektan, dan mempromosikan kelahiran normal dan menyusui jika memungkinkan.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR