Dalam studi baru yang laporannya telah terbit di jurnal BMC Biology pada 30 Maret 2021, tim peneliti tersebut mendemonstrasikan aturan baru yang disebut 'power cascade'. Aturan alam baru ini dibuat berdasarkan bagaimana bentuk 'cascades' di gigi mengikuti hukum pangkat (power law).
Ketika gading gajah tumbuh lebih panjang, gading itu tumbuh melebar dengan kecepatan yang sangat spesifik mengikuti 'hukum pangkat', pola matematika di mana ada hubungan garis lurus antara logaritma lebar dan panjang gigi. Hukum pangkat ditemukan di seluruh alam, seperti dalam skala gempa bumi, ukuran kota, dan pergerakan pasar saham.
Pola ini berlaku pada banyak hewan, pada gigi hiu raksasa, Tyrannosaurus rex, mammoth, dan bahkan manusia. Hebatnya, hukum pangkat ini juga bekerja pada pertumbuhan cakar, kuku, tanduk, taring laba-laba, cangkang siput, tanduk, dan paruh mamalia, burung, dan dinosaurus. Selain pada hewan, tim mengamati hukum pangkat ini juga berlaku pada duri semak mawar dan pohon lemon.
Baca Juga: Seperti Baru Mati, Cakar Hewan Prasejarah Ini Ditemukan Sangat Utuh
Alistair Evans, Associate Professor di School of Biological Sciences di Monash University yang memimpin tim penelitian ini mengatakan bahwa temuan ini mengagetkan mereka. “Keragaman hewan, dan bahkan tumbuhan, yang mengikuti aturan ini sangat mengejutkan,” kata Evans seperti dilansir SciTechDaily.
“Kami sangat terkejut bahwa kami menemukannya hampir di semua tempat yang kami lihat di seluruh kerajaan kehidupan, termasuk pada hewan yang hidup dan yang punah selama jutaan tahun.”
Pola baru ini mengembangkan gagasan ahli anatomi polimatik, fisikawan, dan matematikawan Sir Christopher Wren, perancang Katedral St Paul London. Pada 1659, Wren menyarankan teori bahwa cangkang siput bisa berbentuk menjadi kerucut yang terpelintir karena hukum spiral logaritmik. Adapun studi terbaru ini menunjukkan bahwa cangkang dan bentuk lain seperti gigi dan tanduk sebenarnya adalah bentuk power cascade (disebut juga 'power cone').
"Aturan baru ini adalah bagian yang hilang dari teka-teki berusia 350 tahun tentang bagaimana hewan dan bagian-bagiannya tumbuh," ujar Evans.
“Karena begitu banyak struktur yang mengikuti pola pertumbuhan ini, kita dapat menggunakannya untuk memprediksi kemungkinan pola evolusi. Setiap kali gigi, tanduk, atau cakar hewan-hewan berevolusi, kemungkinan besar mereka akan berbentuk seperti ini. Bahkan juga memungkinkan kita untuk memprediksi seperti apa hewan-hewan mitos jika mereka mengikuti pola alam yang sama."
“Sekarang kita bisa tahu seperti apa rupa naga dari Game of Thrones dan fantastic beasts dari kisah Harry Potter,” canda Evans.
Baca Juga: DNA Tertua di Dunia Ditemukan, Milik Mammoth Purbakala di Siberia
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR