"Berdasarkan kejadian ini, longsoran yang terjadi cukup besar (sekitar 0,214 kilometer kubik) cukup untuk mengubur Kota London hingga setinggi Katedral St Paul. Blok-blok dari longsoran ini naik hingga 90 meter di atas dasar laut dan menempuh jarak 1,5 kilometer dari Anak Krakatau," papar Mirzam.
Temuan studi ini juga menunjukkan bahwa megablok hasil longsoran tersebut terkikis ke dasar laut dan menghasilkan aliran puing-puing tambahan yang mengalir ke cekungan yang lebih dalam. Namun, yang mengherankan, aliran puing-puing dan bagian-bagian tanah longsor itu kini terkubur di bawah material letusan setinggi 18 meter.
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii
Selain itu, tim menemukan bahwa letusan pascalongsor menghasilkan material untuk membangun kembali tubuh kerucut gunungapinya dengan cepat, dan sebagian besar material yang dihasilkan Anak Krakatau tersebut sebenarnya kembali terendapkan di dasar laut. Hal ini mendukung perlunya survei atas longsoran 2018 itu sesegera mungkin sebelum terkubur oleh material letusan berikutnya atau pun akibat modifikasi lingkungan laut yang dinamis.
“Penelitian ini memungkinkan kami untuk menjelaskan ukuran dan mekanisme kegagalan longsor 2018 di Anak Krakatau. Ini adalah pertama kalinya studi longsor-tsunami pulau vulkanik menggabungkan citra satelit dan pemetaan dasar laut secara mendetail. Peristiwa serupa terakhir adalah bencana longsor-tsunami di Pulau Ritter yang terjadi pada tahun 1888," ujar Mirzam.
“Dengan mengkarakterisasi endapan tanah longsor dan memetakan dasar laut, kami bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kegagalan sisi barat daya Anak Krakatau. Dengan pengetahuan ini, berarti kita dapat memodelkan tsunami yang dihasilkan dengan lebih baik, serta memberikan tolok ukur untuk kejadian serupa. Informasi ini pada gilirannya memungkinkan kami untuk merancang strategi mitigasi bahaya dengan lebih baik,” pungkasnya.
Baca Juga: Syair Lampung Karam: Kesaksian Warga atas Kengerian Letusan Krakatau
Source | : | itb.ac.id |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR