Tetapi radang yang tinggi pun ternyata tidak memiliki efek yang nyata pada otak masyarakat Tsimane.
Orang-orang Tsimane juga punya risiko kardiovaskular walau tingkatnya rendah. Sehingga mereka mulai muncul risiko demensia juga. Hal ini kemungkinan besar adalah masyarakat Barat membawa kebiasaan buruknya.
"Gaya hidup dan pola makan kita yang tidak banyak bergerak dan kaya akan gula dan lemak mungkin mempercepat hilangnya jaringan otak seiring bertambahnya usia dan membuat kita lebih rentan terhadap penyakit seperti Alzheimer," kata Hillard Kaplan, salah satu peneliti dari Chpaman University.
"Tsimane dapat jadi contoh dasar untuk penuaan otak yang sehat."
Baca Juga: Manusia Tertua Berusia Lebih Dari 100 Tahun, Sebenarnya Berapa Lama Kita Bisa Hidup?
Kabar lainnya terkait penduduk asli Tsimane, berdasarkan penelitian tahun 2017 di The Lancet, mereka memiliki jantung yang lebih sehat saat tua. Mereka memiliki prevelansi aterosklerosis koroner terendah di dunia. Diperkirakan alasannya karena mereka hidup dengan kebudayaan pra-industri seperti berburu, meramu, memancing, dan bertani.
"Studi ini menunjukkan bahwa Tsimane tidak hanya menonjol dalam hal kesehatan jantung, tetapi juga kesehatan otak," kata Kaplan.
"Penemuan ini menunjukkan banyak kesempatan untuk intervensi guna meningkatkan kesehatan otak, bahkan pada populasi dengan tingkat peradangan yang tinggi."
Baca Juga: Joging Dapat Memperpanjang Umur Anda, Lakukan Tips Berikut Untuk Memulainya
Source | : | eurekalert.org,The Lancet,academic.oup.com |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR