Nationalgeographic.co.id—Penelitian menunjukkan bahwa vaping adalah salah satu cara terbaik untuk membantu perokok menghentikan kebiasaannya. Namun, itu tidak berarti bahwa vaping adalah alternatif yang tidak berbahaya untuk merokok
Perokok banyak beralih ke rokok elektrik, atau 'vaping' – menggunakan perangkat elektronik untuk memanaskan cairan yang mengandung nikotin. Mereka menghirup uapnya alih-alih menghirup asap dari pembakaran tembakau.
Tahun 2024, lebih dari sepertiga perokok yang disurvei di Inggris menganggap vaping akan lebih berbahaya bagi kesehatan daripada. Sementara sepertiga lainnya menganggap vaping sama buruknya. Hal ini terjadi meskipun ada bukti ilmiah dari National Institute for Health and Care Excellence (NICE). Penelitian menunjukkan dampak merokok pada kesehatan kita. Dan tinjauan Cochrane tahun 2022 menunjukkan bahwa vaping membantu lebih banyak orang untuk berhenti daripada produk pengganti nikotin lainnya. Jadi, persepsi tentang vaping penting karena. Pasalnya, perokok yang menganggap vaping kurang berbahaya cenderung beralih.
Ada dampak kesehatan yang diketahui dari vaping dan merokok. Tapi banyak ahli setuju bahwa vaping mengurangi bahaya dibandingkan dengan merokok. Menurut National Health Service, misalnya, vaping membuat orang terpapar lebih sedikit racun, dan pada tingkat yang lebih rendah, daripada merokok.
“Bukan berarti kita menganggap rokok elektrik sepenuhnya aman. Tapi merokok sangat mematikan dan membunuh satu dari dua perokok rutin,” kata Dr. Jamie Hartmann-Boyce. Karya Hartmann-Boyce dalam kebijakan kesehatan di University of Massachusetts Amherst berfokus pada pengendalian tembakau dan rokok elektrik.
“Jadi, ketika kita membandingkan sebagian besar hal dengan merokok, sebagian besar hal terlihat lebih baik.”
Namun, dari sudut pandang publik, gambarannya menjadi rumit karena laporan media yang membesar-besarkan bahaya vaping. Mengapa? “Mungkin karena risiko kesehatan yang terkait dengan merokok sudah menjadi berita lama dan cenderung memengaruhi orang tua,” saran Dr. Sarah Jackson. Jackson adalah peneliti utama di University College London’s Alcohol and Tobacco Research Group.
“Saya pikir jika merokok membunuh banyak anak muda, itu akan menjadi berita utama,” katanya, “Jelas, bukan berita baik bahwa ada anak muda yang menggunakan vape, tetapi saya pikir itu menarik perhatian.”
Risiko kesehatan merokok
Meskipun mungkin sudah menjadi berita lama. Namun perlu diulang bahwa merokok merupakan faktor risiko kanker, penyakit jantung, infertilitas, dan masalah kehamilan, serta sejumlah masalah kesehatan lainnya. Rokok juga membunuh lebih dari delapan juta orang setiap tahun.
Ilmuwan mungkin belum melakukan banyak penelitian tentang vaping. Tetapi membakar tembakau dalam bentuk rokok menghasilkan campuran zat beracun yang lebih banyak. Hal tersebut dibandingkan dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin dalam vape.
Baca Juga: Nasib Pria Perokok Pasif di Indonesia, Bernapas di Kepungan Asap Rokok
Source | : | Science Focus |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR